Beranda Citizen Report Lolos Pendanaan, Tim PKM UNM Meneliti Fenomena Ritual Andingingi Masyarakat Kajang

Lolos Pendanaan, Tim PKM UNM Meneliti Fenomena Ritual Andingingi Masyarakat Kajang

HERALDMAKASSAR – Sebanyak empat mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil memeroleh pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan skema riset sosial humaniora (RSH).

Keempat mahasiswa tersebut yakni, Reva Rahman, Risqy, dan Mir’an Nur Fatimah. M yang berasal dari Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM.

Sementara, Annisa Anggrayoga Ali merupakan mahasiswa dari Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Mereka tergabung dalam satu tim yang menyusun proposal PKM yang dibimbing oleh Asri Ismail, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Ketua tim, Reva Rahman menjelaskan latar belakang diangkatnya proposal “The Relationship Between Humans and Nature: Mengungkap Ritual Andingingi Sebagai Ekspresi Keharmonisan dan Kesyukuran Suku Terasing Kajang dengan Alam”

Judul tersebut didasari atas tingginya terjadi kasus kebakaran hutan, seperti pada tahun 2024, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya peningkatan kebakaran hutan dan lahan sebesar 55% dibandingkan dengan tahun 2023.

Pada periode Januari hingga Maret 2024, luas karhutla mencapai 20.623,755 hektare, sedangkan pada periode yang sama tahun 2023 seluas 13.299,28 hektare. Informasi ini diakses dari sumber Media Indonesia.

“Mereka menunjukkan kesederhanaan dan persamaan dalam segala hal, termasuk dalam pelestarian hutan yang mereka anggap memiliki nilai setara dengan manusia,” terang mahasiswa angkatan 2022 ini.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis dan pendekatan analisis wacana kritis.

Analisis fenomenologi dilakukan dengan menggali makna dan esensi dari pengalaman hidup yang spesifik dan unik dari ritual Andingingi yang dilaksanakan suku Kajang, dengan memperhatikan bagaimana individu merasakan dan memahami dunia sekitarnya.

“Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dan analisis wacana kritis, riset kami  menunjukkan temuan yang lebih dinamis, inklusif, dan interaktif dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Penekanan pada relasi kuasa yang dinamis, peran gender yang egaliter, dan  keharmonisan ekologis, yang telah memperkaya pemahaman kita tentang ritual Andingingi dan kontribusinya terhadap keberlanjutan budaya dan lingkungan masyarakat suku Kajang,” ungkap Risqy salah anggota tim.

Sekadar diketahui, PKM merupakan salah ajang bergensi yang diselenggarkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemendikbudristek. Kegiatan yang menjadi wadah kreativitas dan inovasi mahasiswa di bidang riset sesuai dengan kaidah ilmiah.

Pada PKM-RSH ini, mahasiswa diharapkan mampu mengkritisi fenomena sosial humaniora yang ada di masyarakat dengan pendekatan keilmuan, menggunakan metode yang tepat dalam mencari informasi, menganalisis informasi menggunakan teori, dan memberikan jawaban atas permasalahan yang ada dari fenomena tersebut.

Dengan demikian, hasil riset dapat dipublikasikan serta memberikan manfaat bagi pihak-pihak berkepentingan. (*)