Beranda Citizen Report Tim PKM-RE UNM Sukses Kembangkan Aquagel dari Hasil Samping Produksi Kopi

Tim PKM-RE UNM Sukses Kembangkan Aquagel dari Hasil Samping Produksi Kopi

HERALDMAKASSAR – Tim Coffe Gel Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi salah satu tim yang mewakili UNM dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) 2024 setelah diumumkan lolos pendanaan proposal, pada Sabtu (20/4/2024).

PKM merupakan sebuah program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen-Dikristek) untuk mendorong kemampuan mahasiswa berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam menyelesaikan masalah industri, pemerintah, dan masyarakat.

Tim Caffe Gel diketuai oleh Al Insyirah Intan Handayani (220106502004) dan beranggotakan Nur Afifah Khairunnisa (200106501006), Alya Amalia Luqman (220106502002) serta Amelia Putri (21010751104).

Tim tersebut dibimbing oleh Dosen Kimia Fisik, Fudhail Ahmad Majid. Mereka melakukan riset tentang inovasi polimer aquagel dalam pemanfaatan hasil samping produksi kopi untuk pembuatan media pelepasan sediaan bagi penderita gangguan okular.

Ketua Tim Caffe Gel, Insyirah menceritakan latar belakang diangkatnya topik ini dikarenakan perhatian mereka terhadap keterbatasan obat tetes mata dalam mengobati penderita gangguan okular seperti tegang, nyeri, kering, dan mengalami pembengkakan karena banyaknya aktivitas yang menggunakan produk elektronik berteknologi tinggi.

“Banyak kasus telah dilaporkan oleh penderita gangguan okular antara lain penglihatan menjadi kabur, iritasi mata, keluarnya cairan dari mata, mata gatal, kering, merah, dan sakit kepala. Ini adalah alasan mengapa kami ingin membuat inovasi baru media baru pelepasan sediaan obat yaitu aquagel guna mengurangi efek samping sehingga penderita gangguan okular menggunakannya untuk jangka waktu yang lama jika diperlukan,” ujarnya.

Selain itu, Insyirah juga menceritakan latar belakang penggunaan hasil samping kulit kopi sebagai bahan dasar inovasi polimer aquagel ini dikarenakan penumpukan hasil samping kulit kopi menimbulkan ketidaknyamanan karena baunya yang tidak sedap dan mencemari lingkungan.

“Kami menggunakan hasil samping produksi kopi untuk mengurangi penumpukan hasil produksi. Selain itu juga, hasil samping produksi kopi mengandung selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi bahan baku untuk inovasi pembuatan polimer aquagel ini,” tambahnya.

Tujuan riset Tim Caffe Gel adalah untuk membuktikan bahwa kandungan selulosa pada hasil samping produksi kopi dapat menjadi inovasi baru dalam pembuatan aquagel untuk media pelepasan sediaan pada okuklar yang mirip dengan jaringan kulit, kualitasnya lembut, tidak terstimulasi pada kulit, tanpa sensitivitas, dan memiliki biokompatibilitas yang baik.

Tahapan riset yang dilakukan Tim Caffe Gel terdiri dari empat tahap, yaitu pembuatan polimer dari hasil samping produksi kopi, swelling capacity, pengujian fisik gel, karakterisasi instrument dan pengujian polimer aquagel.

Tim Caffe Gel pun mengakui sempat mengalami hambatan ketika kesulitan menemukan modifikasi metode dalam pembuatan polimer aquagel. Tim juga menyebutkan seringkali mengalami kegagalan dalam pembuatan polimer aquagel tersebut.

Insyirah berharap riset yang dilakukan timnya dapat membawa kebaruan pengembangan produk dan ilmu serta inovasi pengobatan dalam pembuatan media pelepasan sediaan pada penderita gangguan okular.

“Semoga inovasi aquagel ini bisa menjadi altenatif untuk mengurangi efek samping dari sediaan obat tetes mata,” imbuhnya. (*)