Beranda Politik Karakter Kepemimpinan Patut Dicontoh, Pengamat Politik Apresisi Appi-Rahman Saat Sikapi Timses Jadi...

Karakter Kepemimpinan Patut Dicontoh, Pengamat Politik Apresisi Appi-Rahman Saat Sikapi Timses Jadi Korban Penikaman

HERALDMAKASSAR.com  – Pesan damai Calon Walikota Makassar nomor urut 2, Munafri Arifuddin (Appi) saat sesi Closing Statement dalam debat perdana di Jakarta, Sabtu (7/11/2020) malam, dinilai lugas namun terdengar lirih.

Wajar jika ia dilanda pilu lantaran salah satu pendukung setianya menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal. Muharram Madjid atau yang akrab disapa Musjaya mengalami luka cukup dalam akibat ditusuk dengan benda tajam di bagian tubuh pinggang belakang sebelah kiri saat hendak mengikuti acara debat Pilwalkot Makassar di salah satu stasiun TV Swasta di Jakarta.

“Sebelum saya memulai kalimat penutup ini, saya ingin sampaikan, bahwa salah satu pendukung kami ditikam di depan halte, gedung ini. Kami ingin Pilkada damai, kedepankan fairness, demi menghasilkan pemimpin berkualitas,” ucap Appi.

Bukan justru menuduh atau menyerukan ‘perang’, kandidat berjargon Makassar Bangkit itu justru menyerukan kepada seluruh pendukungnya untuk tetap tenang dan menyerahkan perkara ini pada pihak kepolisian.

“Kita percayakan pihak kepolisian menyelesaikan ini. Beliau korban orang tak dikenal. Dari sini kami akan langsung ke rumah sakit untuk menjenguknya. Mari sama-sama mendoakan saudara kita,” tuturnya.

Padahal dalam sesi penyampaian kalimat penutup itu, menjadi kesempatan baik dirinya untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Makassar memilik dirinya di bilik TPS 9 Desember mendatang, seperti yang diserukan paslon lain. Namun Appi tak melakukan itu.

Pengamat politik dari Global Riset Indonesia, Al Ghazali atau yang akrab disapa Bang Gess mengatakan, Appi menganggap insiden naas yang menimpa pendukungnya jauh lebih penting karena menyangkut nyawa mengingat penikaman itu dapat dianggap sebagai tercederainya tatanan demokrasi yang coba dibangun, ini yang menjadi harapan besar Appi ketimbang menyerukan masyarakat memilih dirinya di bilik suara nanti.

“Juga secara tidak langsung ingin menunjukkan karakter kepemimpinannya dan identitasnya. Seraya berharap statement tersebut menjadi harapan publik, sehingga pesannya ada ajakan ke pemilih untuk berfikir ke arah itu,” jelas Bang Gess, saat dihubungi Minggu (8/11/2020).

“Seperti halnya satu musuh kebanyakan, teman seribu kekurangan. Pesan tersiratnya yang lain bahwa beliau berharap pilkada yang damai dan sehat akan menghasilkan pemimpin yang terbaik,” lanjutnya lugas.

Namun, secara umum ia juga menangkap gambaran bahwa para kandidat dominan terjebak dalam frame berfikirnya. Dalam artian bahwa ini adalah debat, sehingga antara narasi yang disajikan dan roh dari visi  yang seharusnya terjabarkan, tercipta ruang kesenjangan.

“Namun perlu diapresiasi para penyaji yang berfikirnya berangkat dari data yang sinkron dengan fakta lapangan. Sehingga publik cepat menangkap dan menyimpulkan ini penting sebagai solusi dan program. dan siapa kandidat yang pemaparannya jauh lebih sistematis dan terukur, silahkan publik membacanya,” tutup Bang Gess. (*)