Beranda Opini IKAJOSS dan Paradigma Baru Ikatan Alumni Perguruan Tinggi di Indonesia

IKAJOSS dan Paradigma Baru Ikatan Alumni Perguruan Tinggi di Indonesia

Oleh: Asmar Oemar Saleh

Sebuah deklarasi akan kehilangan maknanya tanpa diiringi sebuah kerja nyata. Begitu pula Deklarasi Bontonompo yang diucapkan pada 4 Desember 2021 lalu. Deklarasi ini menegaskan dua hal penting: berdirinya sebuah organisas yang diberi nama Ikatan Kerukunan Alumni Jogjakarta Sulawesi Selatan-Barat (IKAJOSS) dan pemberian amanah kepada M. Hasyir Thaha untuk menakhodai perkumpulan ini. Ibarat sebuah organisme hidup, deklarasi adalah ruh yang membuat hidup. Pertanyaan sesudahnya, selanjutnya apa?

Menjalankan sebuah organisasi sama halnya dengan mentransformasikan kehidupan bangsa dan negara menuju kebahagiaan, keadilan, dan kesejahteraan hidup bersama. Karena itu, individu-individu yang menjadi bagian dari organisasi perlu memahami landasan mengelolanya. Pertama, pemahaman terhadap manajemen dasar sebagai landasan mengelola organisasi mutlak diperlukan. Para pengurus organisasi harus memahami bahwa mereka bekerja sebagai sebuah tim dan meminggirkan kepentingan pribadi. Kedua, modal moralitas yang baik sebagai kekuatan maupun komitmen dalam memperjuangkan nilai-nilai, keyakikan, tujuan, dan amanat organisasi. Ketiga, komitmen melayani. Menjalankan sebuah organisasi juga harus berpegang teguh pada asas melayani kepentingan para anggota yang berbasis pada perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan, dan keadilan serta perdamaian.

Organisasi dengan basis nilai-nilai di atas akan kian kokoh jika ditopang oleh pucuk kepemimpinam yang bersih (berkomitmen pada nilai-nilai antikorupsi). Perilaku korupsi bisa menjadi bahaya laten bagi eksistensi organisasi terutama jika perilaku tercela itu dipraktikkan oleh mereka yang berada di pucuk kepemimpinan sebuah organisasi. Praktik-praktik antikorupsi ini niscaya menggerakkan organisasi  agar senantiasa transparan dan akuntabel. Tak hanya soal integritas dalam memegang teguh nilai-nilai antikorupsi, kepemimpinan organisasi juga harus progresif dan visioner. Jangan lupa bahwa sebuah organisasi adalah entitas yang dinamis. Organisasi yang berusia panjang adalah entitas yang responsif terhadap perubahan di sekitarnya.

Ke dalam, kepemimpinan yang antikorupsi, akuntabel, dan progresif tak akan menjejakkan ingatan di kolam yang lebih besar, jika tidak memiliki empati yang besar kepada rakyat. Organisasi yang berpihak kepada rakyat atas dasar keadilan sosial, akan mudah diterima dan diingat oleh publik. Tentu saja, setiap gerak organisasi dalam merespons persoalan publik tak lepas dari sikap adil sejak dalam pikiran dan jauh dari kepentingan sesaat.

Membumikan Organisasi

Organisasi yang dengan dan responsif terhadap kepentingan publik luas dapat diterjemahkan dengan membuat unit-unit kecil organisasi dengan spesifikasi bidang-bidang tertentu. Karena itu, organisasi seperti IKAJOSS harus menjalankan beberapa peran dan fungsi sesuai bidang-bidang tertentu. Ada tujuh bidang utama atau departemen-departemen sebagai fokus kerja organisasi di tengah anggota khususnya dan publik secara umum.

Pembentukan departemen ini meliputi departemen kerja sama antar lembaga dan pengkaderan nasional; informatika, komunikasi, dan kehumasan; ekonomi kreatif dan pengembangan kewirausahaan; pertanian, perikanan, dan kelautan; advokasi, sosial, dan pengabdian masyarakat; agama, seni, dan budaya; pemuda, olah raga, dan pemberdayaan perempuan; penelitian, pengembangan, dan kepustakaan.

Pembagian bidang ini bukanlah pengotakkan atau dikotomisasi sebuah organisasi, melainkan upaya untuk menggerakkan organisasi agar bergerak luas dan multidimensional. Ditambah, anggota-anggota organisasi, seperti halnya IKAJOSS memiliki anggota dengan beragam kompetensi dengan rekam jejak panjang. Keragaman kompetensi para individu inilah yang menjadi potensi organisasi untuk besar.

Bidang-bidang di atas dapat dikatakan mampu mendekatkan organisasi kepada masyarakat. Sebagai contoh adanya bidang informatika hingga ekonomi kreatif. Kedua bidang ini bisa dikatakan menjadi primadona hari ini karena dianggap selaras dengan kemajuan dan semangat zaman. Bidang-bidang ini pula yang diyakini bisa menjadi magnet bagi generasi-generasi muda untuk bergabung dan membesarkan organisasi.

Bidang yang responsif lainnya terhadap semangat zaman dan pembangunan di Indonesia adalah pertanian, perikanan, dan kelautan. Kehadiran departemen ini diharapkan bisa mengangkat produktivitas ketiga sektor tadi, khususnya di kawasan Sulawesi Selatan dan Barat, serta kawasan Indonesia Timur. Tak hanya produktivitas yang diangkat, melainkan juga kemajuan para pengusaha di bidang pertanian, perikanan, dan kelautan dalam teknologi hingga aplikasi artificial inteligence (kecerdasan buatan).

Peran Alumni

Bagaimana memandang organisasi sebuah alumni? Munculnya organisasi alumni perguruan tinggi menjadi fenomena yang jamak dijumpai dalam beberapa tahun terakhir. Secara sederhana, tujuannya tak lain penyambung tali persahabatan dan kekeluargaan. Lebih dari itu, organisasi alumni perguruan tinggi memiliki tanggung jawab lain yang lebih luas yaitu sosial dan intelektual.

Sayangnya dalam perkembangannya, banyak organisasi alumni perguruan tinggi yang terjebak pada ekslusivisme anggota—berkutat pada kepentingan anggota. Alhasil, organisasi alumni perguruan tinggi sekadar pertemuan untuk merayakan segelintir anggota yang dianggap sukses dalam karier profesionalnya.

Persoalan lain yang tak kalah meresahkan yaitu terjebaknya organisasi alumni perguruan tinggi pada rutinitas organisasi. Sehingga tuntutan rutinitas kegiatan jauh lebih penting daripada dampak organisasi secara nyata ke seluruh alumni dan masyarakat.

Salah satu peran penting dari eksistensi organisasi alumni perguruan tinggi adalah menjadi pemantik kepemimpinan transformatif di Indonesia. Bagaimana pun, organisasi alumni perguruan tinggi adalah bagian dari komunitas besar civil society. Melalui civil society, warga didorong untuk terlibat aktif dalam politik. Salah satu fungsi civil society adalah menjembatani kepentingan warga negara dan pemerintah melalui sejumlah mekanisme. Civil society menjadi saluran ekspresi masyarakat sehingga aspirasi masyarakat dapat disampaikan kepada pemerintah.

IKAJOSS diharapkan merespons tuntutan intelektual agar memberi kontribusi berharga bagi konsolidasi demokrasi yang tengah berlangsung, baik dalam skala regional Sulawesi Selatan dan Barat, maupun nasional. Sebuah pepatah dalam aksara lontara Makassar terdapat sebuah pesan yang berbunyi IA SANI LAMBUSUPPI NAKONTU TOJENG. Artinya, angin boleh berhembus dan daun akan bergoyang, air boleh mengalir dan batang akan ikut, jarum boleh merajut dan benang akan ikut. Hal ini akan terwujud bila Raja/ Pemimpin berada dalam kejujuran, arif dan bijaksana. Sebuah keniscayaan bahwa kepemimpinan nasional hebat dengan karakter jujur, arif, dan bijaksana lahir dari organisasi muda ini.

Selamat dan sukses ber-rekarnas I (26/3) di Makassar.***

*Advokat, Mantan Deputi III Bidang Penanggulangan Pelanggaran HAM pada Menteri Negara Urusan HAM RI. Pendiri dan Ketua Pertama Anti-Corruption Committee (ACC) Sulawesi.