Beranda Headline News Bupati Morowali Utara Dimakamkan di Gowa

Bupati Morowali Utara Dimakamkan di Gowa

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor

HERALDMAKASSAR,com – Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor meninggal dunia pada Kamis kemarin. Ia sempat dicurigai terjangkit virus korona, namun ditepis Tim Gugus Covid-19 Sulteng. Diagnosa dokter, ia meninggal karena penyakit paru-paru akut.

Semula Ipe, sapaan akrab Aptripel dirawat di RSUD Kolonodale, lalu dirujuk ke Siloam Makassar dan selanjutnya dibawa ke RS Wahidin Makassar. Pria berusia 55 tahun itu, telah dimakamkan di pekuburan umum Kabupaten Gowa, Sulsel. Oleh keluarganya, jenazahnya tidak dibawa ke kampung halamannya.

Sebab, ternyata Aptripel Tumimomor besar dan berkarir di Kota Makassar. Sebelum jadi bupati, ia menjadi pengusaha dan mengajar di Kota Daeng ini.

Mendiang memutuskan maju bertarung menjadi kepala daerahnya karena melihat masih banyak yang harus dibangunnya. Satu-satunya cara yang tersedia adalah menjadi Bupati. Maka berpasangan dengan Muhammad Asrar Abd. Samad, politisi Partai Bulan Bintang dan mantan Wakil Ketua DPRD Morowali pada 2009-2014.

Mereka pun menang. Raihan suaranya 18.675 pemilih. Mereka menggungguli empat pasangan lainnya. Bila Tuhan belum memanggilnya, ia saat ini sedang menyiapkan diri maju pada periode keduanya. Namun Sang Pemilik Jiwa berkehendak lain.

Insinyur teknik sipil kelahiran Kolonedale, 3 April 1966 ini meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Istrinya, HO Liliana dan tiga anaknya; Andhyka Haryanto, Arlyn Stevani dan Arfan Irvanoff mengenang Ipe sebagai suami dan ayah yang penuh tanggung jawab.

Perhatiannya pada pendidikan anak-anaknya termasuk paripurna. Andhyka kini sedang menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Ukrida Jakarta dan Arlyn di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Sedang si bungsu Arvan masih duduk bangku sekolah menengah atas.

Ipe sudah berpulang lalu dimakamkan di hari kelahirannya. Ia sudah bertemu dengan buyutnya Mokole Ede Kamesi bergelar Datu Ri Tana VIII, Raja Mori pada 1907 – 1928 di haribaan Tuhan. Dan semua orang mengenangnya dengan senyum. Lelaki yang murah hati ini pergi dengan kenangan baik dan manis. Tuntas sudah pengabdian ‘tukang insiyur’ ini di tanah kelahirannya.

(AMIR MARUF)