Beranda Lifestyle Keutamaan Salat Tarawih di Bulan Ramadan

Keutamaan Salat Tarawih di Bulan Ramadan

ramadan
Ilustrasi

POJOKSULSEL – Bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia telah tiba.

Selain berpuasa, bulan Ramadan juga dibedakan dengan ibadah lainnya dengan salat tarawih.

Salat tarawih merupakan salat sunah di setiap malam pada bulan Ramadan selepas salat isya.

Salat tarawih dapat dilakukan sendiri atau secara berjamaah di masjid. Jumlah rakaat salat tarawih pun beragam ada yang delapan rakaat dengan dua kali salam dan 20 rakaat. Biasanya salat ini dilanjutkan dengan salat witir sebanyak tiga rakaat.

Salat Tarawih disebut memiliki banyak keutamaan lantaran hanya dapat dilakukan di bulan Ramadan, bulan yang penuh rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan hadis dari HR Tirmidzi, salat tarawih disebut memiliki pahala yang serupa dengan salat semalam suntuk.

“Sesungguhnya siapa saja yang salat bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk,” bunyi hadis dari HR Tirmidzi.

Keutamaan salat tarawih juga mengikuti tiga pembagian hari di bulan ramadan. Pada 10 hari pertama di bulan Ramadan dikenal dengan rahmat. Pada 10 hari pertama ini, Allah banyak menurunkan rahmat kepada siapa saja yang taat beribadah.

Sedangkan pada 10 hari kedua disebut dengan magfirah atau ampunan dari Allah. Barang siapa yang banyak beribadah dan memohon ampunan di bulan Ramadan bakal diampuni dosa-dosanya oleh Yang Maha Kuasa.

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” bunya hadis dari HR. Bukhari dan Muslim.

Sementara itu, 10 hari terakhir di bulan Ramadan dikenal dengan penghindaran dari siksa api neraka. Umat Islam berkesempatan menyucikan diri dengan berdoa dan beribadah sebanyak-banyaknya pada malam-malam terakhir ini. Di malam-malam terakhir ini pula terdapat malam seribu bulan atau malam lailatul qadr.

Melakukan ibadah di malam bulan Ramadan termasuk tarawih memperbesar peluang mendapatkan malam lailatul qadr.

Salah tarawih pun disarankan dilakukan di masjid. KH Maman Imanul Haq selaku Ketua Lembaga Dakwah PBNU mengungkapkan bahwa menunaikan salat tarawih sebaiknya dilakukan di masjid.

“Bisa dilakukan di masjid, di musala, di rumah atau dimana pun,” terangnya. Namun jika dilakukan di rumah, memang ada nilai-nilai intrinsik yang diabaikan, berbeda dengan saat diterapkan di masjid,” kata Maman beberapa waktu lalu seperti dikutip CNN Indonesia.

Saat menunaikan salat Tarawih di masjid, selain mendapatkan pahala dari salat itu sendiri, seseorang juga bisa melakukan silaturahmi, mendengarkan tausiyah yang bermanfaat untuk menambah ilmu, serta menjadi salah satu bentuk interaksi sosial yang mungkin diabaikan selama di luar bulan Ramadan.

“Ramadan bukan hanya untuk mendapatkan pahala personal, tapi Ramadan adalah upaya untuk meningkatkan intensitas sosial,” ungkapnya. (pojoksulsel)