Beranda Politik DEBAT PILKADA PALOPO: Judas Tampil Agresif, Ome Lebih Tenang

DEBAT PILKADA PALOPO: Judas Tampil Agresif, Ome Lebih Tenang

POJOKSULSEL.com, PALOPO – Debat Cawalkot Palopo putaran kedua berlangsung seru di Gedung Saodenrae Convention Center (SCC) Palopo. Baik HM Judas Amir – Rahmat Masri Bandaso dan Akhmad Syarifuddin Daud -Budi Sada saling berdebat dan bertarung tentang gagasan dan programnya.

Pengamat Budaya, Dr Iwan Sumantri MA , mengatakan dari penampilan di debat terlihat jelas bagaimana posisi yang diambil dari masing-masing calon. Kandidat nomor urut satu, Judas-Rahmat, terlihat mengambil posisi agresif. Adapun Ome-Bisai terlihat lebih tenang, santai dan tegar dalam mengurai problem sekaligus solusi bagi masyarakat.

“Terutama pada segmen debat Cawalkot Palopo, terlihat Judas Amir sangat agresif, bahkan beberapa sesi sempat emosional saat Ome jekaskan posisi Kedatuan atau Raja dalam pemerintahan ,” ujar Iwan Sumantri, Selasa (8/5/2018) usai debat publik

Secara ketatanegaraan memang tidak ada raja, tetapi secara kebudayaan raja ada. Datu itu sebetulnya juga adalah raja. kecuali misalnya Jogjakarta, tetapi didalam kebudayaan datu itu dianggap sebagai raja, cumankan hanya karena penyerahan kedaulatan

Iwan Sumatri mencatat, Judas Amir setidaknya juga beberapa kali menyerang Ome secara personal dengan mengatakan bahwa Ome tidak paham dengan masalah lingkungan terkait jalan lingkar barat dan Kebudayaan.

Iwan Sumatri menganalisis pilihan Judas Amir yang agresif menyerang lawan dalam kacamata sosiologi politik bisa malah membuat publik tidak simpati. Ini karena publik dikenal sebagai publik santun yang menginginkan pemimpin rendah hati dengan karya yang nyata.

“Nah kredibilitas komunikator politik, dalam hal ini kandidat, akan sangat berpengaruh dalam upaya mendapatkan dukungan khalayak. Sikap yang agresif, merendahkan orang lain, tentu menghasilkan dampak defisit bagi kandidat bersangkutan,” ujarnya.

Salah satu panelis tersebut menambahkan, posisi Ome-Bisa yang memilih memaparkan program dengan rendah hati dan menonjolkan kerja yang terukur selama menjadi pemimpin cukup tepat.

“Saya melihat Ome-Bisa lebih cenderung woles ya, lebih tenang mampu memaparkan bukti kerja terukur dan strategi retorika efektif,” tanda Iwan Sumantri.

(bayu/pojoksulsel)