Beranda Makassar MDI: Makin Tergerus, DP Mungkin Tumbang

MDI: Makin Tergerus, DP Mungkin Tumbang

HERALDMAKASSAR – Puncak kontestasi Pilwali Makassar 2020 kian dekat dan memanas. Empat pasangan calon saling bersaing untuk merebut suara dan hati masyarakat Kota Makassar.

Apalagi, dua kontestan pilwali kembali sudah pernah bertemu di ajang yang sama sehingga Pilwali Makassar tahun ini pun memberi tensi dan cita rasa berbeda.

Keduanya adalah calon wali kota, Munafri Arifuddin, versus Danny Pomanto yang juga incumbent Wali Kota Makasssar periode sebelumnya.

Direktur eksekutif MDI (Mitra Demokrasi Indonesia), Andi Taufiq Aris, angkat suara melihat pertarungan dan peluang antar paslon, khususnya incumbent Danny, sapaan Danny Pomanto.

Menurutnya, suara Danny saat ini kian tergerus meskipun bertatus incumbent. Bahkan, berisiko tumbang di pilwali.

Alasannya ATA, sapaan Andi Taufqi Aris, udecided voter atau yang belum menentukan pilihan cenderung beralih ke calon penantang bukan ke petahana.

Apalagi, isu kegagalan petahana Danny memimpin Makasssar periode lalu disertai sederat fakta-fakta kegagalannya makin massif diketahui masyarakat.

“Kecenderungan elektabilitas petahana dari beberapa survei menurun sangat tajam sedangkan pasangan Appi-Rahman trennya semakin baik,” sebutnya.

Isu penikaman yang disebut-sebut dilakukan oknum pendukung DP juga mempengaruhi pemilih publik yang merugikan pasangan Danny-Fatma.

Di sisi lain, pasangan Appi dengan duta sehatnya yang konsisten bergerak terus menerus, membantu warga memerangi wabah covid-19 sangat luar biasa membuat citra positif pasangan Appi-Rahman di mata publik.

“Karena tak bisa dipungkiri bahwa persoalan yang sangat mendasar warga Makassar saat ini adalah wabah corona. Dan pasangan Appi Rahman lah yang intens dan konsisten mengkampanyekan ini,” tambahnya.

Bahkan, lanjut ATA, aksi lapangan Appi-Rahman langsung menyentuh masyarakat dengan membagikan masker serta penyemprotan.

“Inilah yang mebuat pasangan Appi-Rahman berada di jalur kemenangan dengan catatan tetap fokus bergerak dan tidak jumawa,” kunci ATA.(*)