Beranda Headline News Dukung Supriansa, Nawir Rahman Dicopot dari Sekretaris DPD II Takalar

Dukung Supriansa, Nawir Rahman Dicopot dari Sekretaris DPD II Takalar

HERALDMAKASSAR – Sekretaris DPD II Golkar Takalar Dr. H. Nawir Rahman, SE., M.Si kabarnya dicopot dari jabatannya sebagai sekretaris setelah memberikan dukungan secara tertulis kepada Supriansa, SH., M.A sebagai calon Ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan.

“Hari Sabtu malam 25 Juli 2020 saya diinfokan bahwa saya sudah diplenokan dan diambil keputusan untuk memberhentikan saya selaku sekretaris partai dan dukungan untuk bakal kontestan ketua telah di tanda tangani oleh sekretaris baru” ungkap Nawir, Senin 27 Juli 2020.

Namun demikian, Nawir mengaku bahwa hingga saat ini SK pemberhentiannya belum iaterima. Dirinya baru mendapat pernyataan lisan dari salah seorang pengurus yang hadir pleno dan hasil pleno tersebut telah disampaikan ke DPD I Golkar Sulsel.

Kabar pergantian dirinya memang telah ia dengar pada Jumat malam 24 Juli 2020, sehari setelah ia menorehkan tandatangan dukungan kepada Supriansa. “Saya disampaikan bahwa sesuatu yang pahit harus disampaikan ke anda jikalau tidak memberikan dukungan pada bakal kontestan tersebut. Akan diganti dari posisi sekretaris Partai” ujar Nawir sebagaimana informasi yang ia dapatkan dari salah seorang pengurus DPD II Golkar Takalar.

Namun kala itu, Nawir tetap bersikukuh tak akan memindahkan arah dukungan dari Supriansa. “Saya mendukung Pak Supriansa karena berbagai alasan. Beliau menjanjikan transparansi, keadilan, merekatkan faksi dan menjanjikan semangat” tegas Nawir pada seorang pengurus yang mengancam dan membujuknya untuk pindah arah dukungan tersebut. Nawir bahkan mengaku membujuk dan menjelaskan kepada pengurus tersebut agar lebih baik mendukung Supriansa sebagai Ketua. “Beliau menjanjikan emansipasi politik, politik tanpa mahar sesuai komitmen Ketua Umum DPP Golkar” katanya.

Selain itu, kader Golkar berlatar belakang Doktor tersebut berprinsip bahwa Diskresi Ketua Umum perlu dikawal dan dijaga. “kata Diskresi itu adalah kata pengecualian yang juga istimewa. Apakah ini represif? Tidak…sebab ini sudah diatur dalam konstitusi partai yang saya kira ada sebabnya kenapa ini dikeluarkan” urai Nawir.

Mengenai kabar pencopotannya jika benar ia dicopot, ia melihat juga tidak sah sebab pada saat rapat pleno dirinya tak hadir sebab tak ada pemberitahuan. “Selaku sekretaris kan seharusnya saya yang bertandangan dan mengetahui. Tapi ini tidak ada” ungkapnya.

(HM)