Beranda Makassar Survei LSI Denny JA, 5 Kota Ini Bisa Longgarkan PSBB, Makassar dan...

Survei LSI Denny JA, 5 Kota Ini Bisa Longgarkan PSBB, Makassar dan Gowa Tidak Masuk

HERALDMAKASSAR.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA nerilis hasil survei terbarunya soal PSBB. LSI menyebut, 5 kota di Indonesia sudah bisa melonggarkan PSBB nya seiring dengan menurunkan pasien corona.

Pelonggaran PSBB ini meliputi kembalinya masyarakat beraktivitas untuk menggerakkan roda ekonomi. 5 daerah itu yakni  DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat dan Bali.

Dengan begitu, daerah di Sulsel yang tekah menerapkan PSBB, yakni Makassar dan Gowa tidak masuk dalam rekomendasi survei ini.

Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman menuturkan, DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung Barat telah mengalami penurunan kasus positif Covid-19 dari waktu ke waktu pasca pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sedangkan Bali mengalami penurunan kendati tidak menerapkan PSBB.

“Artinya bahwa kelima wilayah ini, dari riset LSI Denny JA, telah memenuhi syarat untuk dibukakan kembali aktifitas warga dan ekonomi,” ucap Ikram saat jumpa pers hasil riset bertajuk ‘Indonesia Bekerja Kembali: Lima Kisi-kisi’ melalui telekonferensi, Sabtu (16/5/2020), seperti dikutip akurat.co.

Ikram menyebut sudah kurang lebih lima pekan aktivitas warga dan bisnis dibatasi melalui aturan PSBB. Dampak dari kebijakan ini adalah anjloknya perekonomian. Di sisi lain, saat ini tren penambahan kasus baru Covid-19 terlihat mulai mendatar (statis) di kurva.

LSI Denny JA berpandangan bahwa Indonesia, khususnya di daerah yang sudah landai, telah memenuhi syarat untuk membuka kembali aktivitas warga dan ekonomi. Namun itu tak bisa dilakukan secara serentak, dan harus dilakukan secara bertahap.

“Karena grafik kasus setiap wilayah berbeda-beda, setelah PSBB diberlakukan. Wilayah yang sudah layak dibuka kembali termasuk Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan bisnis Indonesia,” ucap Ikram.

LSI Denny JA mempunyai tiga alasan mengenai dibukanya kembali aktivitas sosial dan ekonomi di daerah yang telah landai kurva penularan coronanya.

Pertama adalah sejumlah negara di Eropa telah melakukan pelonggaran lockdown pada awal Mei. Kedua negara yang melakukan pelonggaran itu telah melewati puncak pandemi dan kasus cenderung menurun. Ketiga adalah ada beberapa kegiatan ekonomi yang masih dibatasi.

“Sebelum Indonesia, telah banyak negara di dunia yang telah membuka kembali aktivitas warga dan ekonominya. Di bulan April, sejumlah negara Eropa seperti Jerman, Austria, Norwegia, Denmark, Yunani, dan juga New Zealand (non Eropa), telah melonggarkan kebijakan “lockdown”-nya. Pada awal Mei, diikuti oleh negara Eropa yang lain, seperti Portugal, Spanyol, Belgia, Italia dan Perancis,” kata Ikram.

“Negara-negara tersebut membuka kembali pembatasan sosial (lockdown) setelah mereka melewati puncak pandemi, yang terlihat dari data kurva kasus harian yang menurun (driven by data),” imbuhnya.

 

(TIM)