POJOKSULSEL.com – Seiring dengan berkembangnya zaman, depresi turut mengincar orang muda berusia, mulai dari anak-anak hingga orang muda dewasa awal sekitar usia 20-an. Kondisi ini tentu saja memprihatinkan bagi banyak kalangan, khususnya bagi para orang tua.
Depresi adalah kelainan suasana hati (mood) yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Biasanya depresi akan memengaruhi seseorang dalam berpikir dan berperilaku. Selain itu juga dapat memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.
Seseorang yang mengalami depresi dapat bermasalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Belum jelas apa yang mendasari terjadinya kondisi ini, tapi dr. Ellen Theodora dari KlikDokter memaparkan tiga faktor penyebab sebagai berikut.
“Faktor penyebab dapat dibagi menjadi faktor biologis, faktor keturunan, dan faktor psikososial. Ketiga faktor tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri maupun saling terkait yang menjadi penyebab dari gangguan depresi,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Ellen juga memaparkan ciri-ciri depresi, yakni:
Mood depresi terjadi hampir sepanjang hari, setiap hari (merasa atau tampak sedih atau kosong). Pada anak-anak atau remaja, kondisi ini dapat menyebabkan mereka mudah tersinggung.
Hilangnya minat atau kesenangan yang jelas terlihat pada semua aspek atau hampir semua aspek sepanjang hari dan/atau hampir setiap hari.
Penurunan berat badan yang bermakna tetapi individu yang bersangkutan tidak melakukan diet atau olahraga yang rutin.
Insomnia atau hipersomnia tiap harinya.
Agitasi atau redartasi psikomotor (aktivitas atau gerakan motorik).
Kelelahan atau hilangnya energi tiap hari.
Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak tepat.
Hilangnya kemampuan untuk berpikir atau memutuskan sesuatu.
Pikiran akan kematian yang berulang.
Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
Pemicu depresi pada orang muda
Sebagai contoh, dr. Reza Fahlevi dari KlikDoktermenjelaskan bahwa faktor genetika adalah penyebab utama depresi yang bisa terjadi pada orang muda. Ketika orang tua rentan terkena depresi, maka “bakat” tersebut dapat menurun pada anaknya.
Kedua, faktor klasik yang dapat memicu depresi pada usia anak hingga remaja adalah konflik rumah tangga antar kedua orang tua. Hal ini dapat menjadi renungan pribadi bagi Anda yang kerap memperlihatkan ketidakharmonisan hubungan di depan anak.
“Masalah rumah tangga seperti pertengkaran dan perceraian ternyata juga dapat menyebabkan anak mengalami depresi. Karena itu, Anda dan pasangan sebaiknya tidak bertengkar di depan anak dan menghindari konflik dalam keluarga. Masalah keluarga juga dapat menyebabkan perhatian orang tua kepada anak berkurang, sehingga anak lebih mudah mengalami depresi,” kata dr. Reza.
Tak pelak, pola asuh yang terlalu keras (otoriter), mengacuhkan (neglected), atau banyak tuntutan juga tidak baik untuk anak. Hal ini dapat menyebabkan dirinya depresi karena tidak terstimulasi oleh pola asuh yang tepat.
Faktor penyebab terkini depresi pada orang muda
Selain penyebab di atas, aktivitas di internet dan media sosial berperan besar membuat orang muda depresi. Penggunaan media sosial yang keliru bisa membuat anak, remaja, atau dewasa awal merasa tertekan dengan tuntutan zaman.
Dilansir dari Liputan6.com, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam laporan Royal Society for Public Health, Inggris, mengungkapkan bahwa Instagram adalah media sosial yang paling merugikan kesehatan mental kaum muda. Penelitian bertajuk #StatusofMind ini melakukan survei pada sekitar 1.500 anak muda berusia 14-24 tahun.
Ditemukan bahwa Instagram memengaruhi pikiran orang muda, terutama para wanita. Mereka dihadapkan pada foto penampilan tubuh yang tidak realistis yang merupakan hasil suntingan, atau apa pun yang tampak berbeda dari kenyataannya.
“Instagram begitu mudah membuat wanita merasa cemas, seolah-olah tubuh mereka tidak cukup menarik. Hal ini karena pengguna lain sering kali menambahkan filter dan menyunting foto penampilan tubuh agar terlihat sempurna,” ujar seorang responden.
Penanganan depresi pada orang muda perlu ditekankan sejak dini. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperhatikan lingkungan, mengajaknya untuk lebih berpikiran terbuka, hingga tidak merasa malu untuk mendapatkan penanganan medis jika diperlukan.
“Jika anak Anda mengalami gejala depresi, jangan anggap enteng. Segera bawa anak ke dokter, terutama ahli psikiatri anak, agar ia memperoleh terapi dan penanganan yang sesuai,” tutur dr. Reza.
Waspadai kondisi depresi yang kian incar orang muda. Untuk mencegah timbulnya stres yang dapat berujung pada depresi, orang tua perlu memantau aktivitas anak-anak mereka baik di rumah, di sekolah, bahkan jika perlu di media sosial. Jika Anda melihat ada ciri-ciri depresi yang terlihat pada anak seperti yang disebutkan di atas, segera cari bantuan profesional. Satu hal yang tak kalah penting, berusahalah untuk selalu mendampingi anak apa pun kondisinya.
(pojoksulsel)