POJOKSULSEL.com – Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami sakit kepala. Gejala sakit kepala ini sering kali terabaikan oleh orang tua karena anak (terlebih pada usia dini) belum bisa mengungkapkan keluhannya. Misalnya, mereka merespons rasa sakit dengan menangis terus-menerus. Orang tua mungkin akan memahaminya sebagai rewel, padahal sebenarnya sakit kepala.
Dilansir Mayo Clinic di Amerika Serikat, anak dapat mengalami tipe sakit kepala seperti yang dialami oleh orang dewasa tetapi gejalanya bisa berbeda. Terdapat berbagai tipe sakit kepala yang bisa terjadi kepada anak, mulai dari migrain, sakit kepala cluster, sakit kepala tegang, dan sakit kepala kronis.
Apa saja penyebab sakit kepala pada anak? Berikut di antaranya:
● Penyakit atau infeksi tertentu
Flu, infeksi telinga, atau infeksi sinus merupakan penyebab tersering sakit kepala pada anak. Infeksi lain yang lebih berat seperti meningitis atau ensefalitis pada otak juga bisa menimbulkan sakit kepala, tetapi biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam atau kaku leher.
● Cedera kepala
Anak, terutama balita, rentan mengalami cedera kepala. Meski kebanyakan cedera kepala yang dialami anak tergolong ringan, tetapi jika kepala anak terbentur dengan keras, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Cedera kepala biasanya dapat memberikan keluhan sakit kepala.
● Faktor emosional
Stres dan kecemasan, misalnya masalah di sekolah, masalah dengan guru, masalah dengan orang tua, dapat menyebabkan keluhan sakit kepala. Bahkan anak yang mengalami depresi pun dapat mengalami sakit kepala.
● Faktor genetik
Sakit kepala terutama migrain dapat diturunkan kepada anak. Jadi, jika Anda atau pasangan memiliki migrain, si Kecil juga dapat mengalami hal yang sama.
● Makanan atau minuman tertentu
Nitrat, pengawet makanan yang biasa terdapat dalam daging olahan, misal sosis, dapat memicu sakit kepala pada anak. Selain itu, perasa makanan seperti MSG juga dapat menyebabkan keluhan sakit kepala. Kafein yang tinggi seperti pada soda, cokelat, kopi, dan teh juga dapat menimbulkan sakit kepala pada anak.
● Masalah di otak
Tumor otak, abses di otak, dan perdarahan di otak bisa menekan area tertentu di otak dan menyebabkan sakit kepala kronis serta berat. Biasanya jika terdapat gangguan di otak, dapat menimbulkan keluhan lain seperti pandangan kabur atau gangguan koordinasi.
Sebagian sakit kepala yang terjadi tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan mudah. Namun, jika sakit kepala yang dialami anak makin memburuk dan disertai dengan gejala lainnya, itu bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan yang lebih serius.
Anda harus segera menemui dokter jika sakit kepala anak diikuti dengan gangguan penglihatan, muntah-muntah, atau kelemahan pada otot. Nantinya dokter akan memeriksa dan menanyakan beberapa pertanyaan seputar sakit kepala tersebut, seperti jenis sakit di kepala, seberapa sering anak mengalami sakit kepala, dan sebagainya.
Untuk mencegah sakit kepala, ajaklah anak untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat. Tidur cukup, aktif berolahraga, pola makan sehat, dan menghindari kafein adalah hal-hal yang harus diperhatikan. Stres juga dapat menjadi pemicu sakit kepala, sehingga penting untuk mencermati apakah anak sedang dalam tekanan.
Jangan lupa juga untuk mengingat dan menghindari faktor pencetus sakit kepala pada anak. Misalnya, makanan atau minuman tertentu. Ingat, jika sakit kepala bertambah berat dan disertai keluhan lain, segera periksakan ke dokter agar dapat didiagnosis dan memperoleh penanganan yang tepat.
(pojoksulsel)