HERALDMAKASSAR.COM – Dua puluh mahasiswa Program Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin menghadiri sekaligus menjadi presenter pada conference international Asia Pacific Consortium of Public Health Chapter Kualalumpur (APACPH-KL) yang dilaksanakan di University of Malaya 11-12 April 2019.
Dua puluh mahasiswa tersebut bergabung dengan sekitar 400 peserta dari berbagai negara meliputi misalnya Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Srilanka dan Indonesia. Hadir dalam kegiatan ini pula Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas dan Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes. MSc.PH sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Conference ini mengangkat tema Early Career Global Public Health Conference yaitu Implementation Science for Improving Population Health.
Dalam sambutan pembukaan acara oleh Prof. Dr. Maznah Dahlui sebagai Ketua panitia menyampaikan bahwa APACPH-KL ini adalah organisasi internasional non-profit dengan tujuan meningkatkan kualitas dan relevansi program pendidikan dan training kesehatan masyarakat dan memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan mendemonstrasikan intervensi yang efektif. Setelah acara pembukaan oleh Prof. Dato’ Adeeba Kamarulzaman Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malaya dilanjutkan dengan plenary sesion 1 dengan topik Mentoring Young Public Health Professionals dan plenary sesion 2 dengan topik Managing Big Data for Research dan Forum Career Pathways in Public Health.
Yang menarik di plenary sesion ini adalah saat sesi Forum Career Pathways in Public Health dimana saja seorang public health profesional bekerja misalnya sebagai dosen, peneliti, pelatih, pekerja sosial dan Non Government Organization.
Prof. Sukri Palutturi, PhD dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin sempat berbagi informasi dalam forum internasional tersebut bahwa konsep dan aplikasi kesehatan masyarakat di setiap negara bisa berbeda antara yang satu dengan yang lain misalnya di Malaysia dan beberapa negara lainnya. Di Indonesia pendidikan kesehatan masyarakat itu dimulai dari Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), Master Kesehatan Masyarakat dan Doktor Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Masyarakat ini secara konsisten dan linear mengikuti pendidikan ini dan mereka murni kesehatan masyarakat pada sisi lain terdapat juga dimana mereka saat mengambil program master mereka dapat berasal dari berbagai latar belakang pendidikan beragam misalnya dokter, dokter gigi, farmasi, keperawatan, kebidanan, sarjana ekonomi, dan lainnya demikian pula pada saat program doktor. Lebih lanjut, Prof. Sukri mengurai secara sederhana bahwa gampang membedakan seorang public health profesional dengan seorang klinisian bahwa seorang dokter public health misalnya tetapi yang mereka kerjakan adalah pelayanan seorang hubungan dokter-pasien maka sebetulnya mereka tidak secara konsisten menjalankan fungsinya sebagai public health profesional tetapi mereka adalah klinisian, public health itu bagaimana mencegah seseorang untuk tidak jatuh sakit dan meningkatkan kesehatan baik pada level individu, populasi maupun masyarakat.
Pada sesi siang sampai sore dilanjutkan dengan oral presentation yang dibagi ke dalam beberapa tema yaitu Epidemiology; Healtht System and Policy; Occupational and Environmental Health; and Behavioral and Reproductive Health.
Prof. Ridwan Amiruddin sebagai Ketua Prodi Profram Doktor Kesmas FKM Unhas yang dihubungi mengatakan sangat senang dengan kegiatan ini. Kegiatan ini adalah forum akademik dan forum berjejaring. Prof Ridwan meminta kepada setiap perwakilan Unhas bahwa setiap mahasiswa harus berkenalan minimal 5 peserta atau institusi dari negara lain, tutupnya.