HERALDMAKASSAR – Tim Dosen PKLH PPs Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan pelatihan pemanfaatan sampah organik bagi guru dan siswa di SMK Negeri 2 Majene, Sulawesi Barat, pada Sabtu (11/5/2024).
Program tersebut diikuti oleh 8 guru dan 20 siswa, sebagai program pengabdian kepada masyarakat dengan memperkenalkan manfaat eko-enzim serta cara pembuatannya bagi warga SMK 2 Majene.
Erma Suryani Sahabuddin sebagai ketua tim pengabdi mengungkapkan permasalahan lingkungan yang terjadi di seluruh Indonesia mensyartakan adanya solusi praktis yang mudah diterapkan oleh masyarakat.
Bagi Erma, Sekolah sebagai wadah pendidikan merupakan target penting dalam melakukan edukasi pengurangan sampah organik dengan membuat eko-enzim.
Apalagi, kata dia, Kabupaten Majene dengan kondisi lingkungannya menghasilkan banyak jenis buah seperti langsat, nanas, pepaya, dan rambutan. Bahkan, wilayah ini sering mengalami penumpukan hasil panen buah masyarakat yang tidak dapat terjual ke kota lain.
“Sampah organik merupakan penyebab pencemaran air, tanah dan udara sedangkan produksinya terus berkembang akibat aktivitas manusia,” ujar Dosen yang juga merupakan Doktor Pendidikan Lingkungan Hidup ini.
Menurutnya, eko-enzim merupakan salah satu bentuk pengelolaan limbah organik yang hasilnya dapat membantu aktivitas rumah tangga seperti pembersih kaca, pembersih saluran air dan media pencucian buah.
Selain itu, lanjut Erma, pembuatan eko-enzim berkontribusi pada pengurangan sampah organik yang secara praktis dapat mereduksi permasalahan lingkungan.
Limbah buah tersebut menyebabkan menumpuknya sampah dan menimbulkan bau yang tidak sedap di pemukiman. Dengan pengelolaan sampah yang tepat, limbah buah tersebut dapat dikelola agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
“Teknik pembuatan eko-enzim relatif mudah diterapkan pada tingkat rumah tangga. Siswa maupun guru dapat menemukan media pembuatan serta bahan kulit buah pada lingkungan sendiri,” tukasnya.
Sekadar diketahui, kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh peserta karena dilaksanakan dengan santai yang diselingi dengan humor. Para guru dan siswa bahkan mendapat hadiah hasil eko-enzim dari tim pengabdi untuk dimanfaatkan di rumah masing-masing.
Tim pengabdi berharap ilmu yang didapatkan oleh siswa dan guru dapat dimanfaatkan dan dapat disebarluaskan pada tingkat masyarakat. Dengan demikian, sampah organik dapat diminimalisir dan menghasilkan lingkungan yang tertata dengan baik. (*)