Beranda Headline News Data Covid BNPB Beda Hasil Laboratorium, Idrus Paturusi Sebut Ada Upaya Sembunyikan...

Data Covid BNPB Beda Hasil Laboratorium, Idrus Paturusi Sebut Ada Upaya Sembunyikan Fakta

Ilustrasi pemeriksaan rapid test/int

HERALDMAKASSAR – Di tengah melonjaknya angka terkonfirmasi positif covid-19, terjadi perbedaan data antara hasil laboratorium dengan data yang diumumkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pakar Kesehatan, Universitas Hasanuddin, Idrus Paturusi membongkar bobroknya pendataan tersebut.

Ia menduga ada pengecilan angka yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

“Sepertinya begitu (pengecilan angka) makanya saya minta untuk ada penjelasan perihal perbedaan itu,” kata Idrus Paturusi kepada tribun-timur.com, saat dihubungi tribun-timur com, Selasa (6/7/2021) malam.

Idrus Paturusi mengaku melakukan investigasi selama dua pekan.

Mulai 23 Juni hingga Senin, 5 Juli 2021 kemarin.

Data tersebut diambil dari 24 laboratorium yang melakukan uji swab di Sulsel. Dibandingkan dengan data yang diumumkan pemerintah pusat, BNPB.

Misalnya, pada 24 Juni, kasus terkonfirmasi positif sesuai data laboratorium sebanyak 212 orang, sementara yang terlapor di pusat hanya 100 kasus.

Selanjutnya, pada 25 Juni ada 312 positif, yang terlapor dan diumumkan BNPB hanya 151 kasus.

Lanjut, 26 Juni seharusnya ada 222 yang terkonfirmasi tapi hanya 126 kasus yang terlaporkan.

Pada 1 Juli 2021 lalu data lab sebanyak 398 positif, sementara data yang dikeluarkan pemerintah pusat hanya 253 kasus.

Kemudian, 2 Juli ada seharunya 527 kasus tapi hanya 327 yang diumumkan.

3 Juli 495 kasus, tapi yang diumumkan hanya 327 kasus.

Terakhir 219 kasus yang diumumkan, sementara ada 548 yang didata oleh laboratorium.

Kejadian sebaliknya juga sempat terjadi, dimana data laboratorium lebih rendah dari data yang diumumkan pemerintah pusat.

Misalnya, pada 4 Juli, 94 kasus yang diumumkan pemerintah pusat, namun data lab sebanyak 26 kasus.

Idrus menyampaikan, berdasarkan penjelasan dari Dinas Kesehatan Sulsel di salah satu stasiun televisi, adanya perbedaan data disebabkan, kasus yang dilaporkan pusat adalah kasus Sulsel sehari sebelumnya.

“Biasanya laporan nasional tertanggal hari ini diambil dari data lab satu hari sebelumnya,” kata Idrus sesuai pernyataan Dinas Kesehatan yang didengar lewat stasiun televisi swasta di Sulsel.

Hanya saja, kata guru besar Universitas Hasanuddin ini, meski berbeda sehari, tapi tidak ad sinkronisasi data jika disandingkan dengan kasus yang diumumkan pusat hari ini dengan rekap data lab sehari sebelumnya.

“Itu kan ada memang statement menteri, mengatakan bahwa banyak daerah yang menyembunyikan data sebenarnya, karena tidak mau daerahnya dikatakan tidak mampu menanggulangi covid,” tegasnya.