Beranda Headline News Kepala Daerah Berprestasi Pun Korupsi Akibat Lingkaran Setan Pilkada

Kepala Daerah Berprestasi Pun Korupsi Akibat Lingkaran Setan Pilkada

HERALDMAKASSAR.com – Penetapan tersangka kasus suap Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah, mengagetkan semua pihak. Banyak yang tidak menyangka, bupati Bantaeng dua periode itu akan bernasib tragis saat berada di puncak karir.

Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini, salah satu yang menyayangkan mengapa peraih berbagai penghargaan tokoh antikorupsi itu, bisa terjerat kasus suap.

Titi kemudian memberikan beberapa catatan penting tentang terungkapnya kasus dugaan rasuah itu.

Beberapa faktor itu, diantaranya: lemahnya sistem pengawasan, tuntutan orang sekitar dan dampak dari tingginya biaya politik.

“Perilaku koruptif bisa ditimbulkan banyak faktor. Personal, sistem pengawasan yang lemah, tuntutan orang sekitar, ataupun implikasi politik biaya tinggi yang sejatinya ilegal,” demikian kata Titi.

Dalam analisa Titi, selama ini banyak dana yang muncul justru akibat aktivitas yang sulit dijangkau akuntabilitasnya.

Salah satu fakta di lapangan, kata Titi kerja pemenangan seorang calon kepala daerah tidak ditopang oleh dukungan partai politik pengusung.

Fakta politik itulah yang mengakibatkan logistik pemenangan dibebankan pada kandidatnya.

“Akhirnya perlu modal besar. Inilah yang jadi lingkaran setan dan sering menjebak figur-figur potensial terjebak praktik korup,” demikian analisa Titi.

Sementara itu berdasarkan keterangan para saksi dan bukti yang cukup, KPK menetapkan tiga orang tersangka suap dalam kasus proyek infrastruktur di Sulawesi Selatan.

Mereka adalah Nurdin Abdullah dan Edi Rahmat sebagai penerima dan Agung sebagai pemberi. Ketiganya saat ini ditahan di tiga lokasi berbeda.

(HM)