Beranda Politik Ada Kepanasan Gegara Prof Andalan Unggul Di Survei SSI, PKS: Bantah Pake...

Ada Kepanasan Gegara Prof Andalan Unggul Di Survei SSI, PKS: Bantah Pake Data

POJOKSULSEL.com, MAKASSAR – Usai Script Survei Indonesia (SSI) merilisi hasil risetnye perihal Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan di Hotel Myko, Makassar, Minggu (20/5/2018) kemarin, tampak merupakan kabar buruk bagi sebagian orang yang pendukungnya selalu dibawah nilai elektabilitasnya.

Tak ayal, mulai dari mengeluarkan pernyataan seolah – olah survei bayaran hingga sampai pada penuduhan pengklaiman hasil survei, serta menyebarkan fitnah kedekatak pimpinan lembaga survei yang beradmpak pada tingginya elektabilitas paslon tersebut.

Diketahui, dalam rilis SSI, menyebutkan, jika pasangan Prof Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) 33,78 persen, disusul pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar (NH-Aziz) sebanyak 26,34 persen.

Kemudian pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka)sebesar 19.51 persen, dan paling terakhir itu pasangan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo dengan raihan 5,61.

Menanggapi sederet tuduhan negatif perihal hasil survei yang memenangkan jagoannya di Pilgub Sulsel, Ketua DPC PKS Kabupaten Gowa Trie Alfiard Hasyim menegaskan, bahwa setiap hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei sekelas SSI telah melalui proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Itu (hasil survei) data ilmiah yang telah melalui proses panjang dan selalu memperhatikan unsur unsur teoritik didalamnya, sehingga hasil surveinya pastilah ilmiah,” tegas Trie di Makassar, Senin (21/5/2018).

“Seharusnya, mereka (lawan politik) lebih bijak dan ilmiah, jika menyanggah hasil survei, harusnya data dilawan dengan data, bukan dengan asumsi tanpa dasar,” sambung Trie.

Sehingga, Trie menyarankan, agar para peserta Pilgub Sulsel untuk tetap menjaga kondusifitas demokrasi di Sulawesi Selatan demi masa depan daerah yang lebih baik.

“Jangan karena hal begitu, sudah mau memancing – mancing suasana dengan sederet pernyataan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,” tutup Trie Alfiard Hasyim. (*)