HERALDMAKASAR.COM – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Makassar berduka mendalam hingga saat ini sudah 37 orang dokter seluruh indonesia dilaporkan meninggal dunia akibat Covid-19, baik yang dinyatakan positif maupun dalam status PDP (pasien dalam pengawasan). Humas IDI Kota Makassar Dr Wachyudi Muchsin SH mengatakan, jumlah ini merupakan laporan yang diterima dari Pengurus Besar IDI Senin (15/06/2020 )
Wachyudi Muchsin menuturkan, PB IDI sudah membentuk tim audit untuk mendalami dan menelusuri lebih jauh terkait kematian dokter sepanjang pandemi Covid-19 khusus makassar tercatat 1 dokter yang meninggal . Lanjut Yudi Jumlah kasus positif Covid-19 kini berjumlah 1.515 kasus Seperti dilansir dari Posko Induk Covid-19 Kota Makassar, dicatatkan dari angka tersebut, tersebar di semua wilayah Kecamatan di Makassar.
Adapun wilayah sebarannya, diantaranya Kecamatan Tamalate (181 positif), Kecamatan Rappocini (172 positif), Kecamatan Panakkukang (174 positif), Kecamatan Manggala (115 positif), Kecamatan Tamalanrea (118 positif), Kecamatan Biringkanaya (155 positif), Kecamatan Tallo (132 positif), Kecamatan Sangkarrang (15 positif), Kecamatan Ujung Tanah (37 positif), Kecamatan Wajo (55 positif), Kecamatan Bontoala (57 positif), Kecamatan Ujung Pandang (46 positif), Kecamatan Makassar (134 positif), Kecamatan Mariso (85 positif) dan Kecamatan Mamajang (69 positif).
Lanjut Yudi guna menghentikan jatuhnya korban jiwa lagi di tenaga kesehatan, IDI Makassar mengimbau kepada masyarakat untuk menaati aturan dan protokol kesehaan yang diberlakukan Jangan beraktivitas di luar rumah, kecuali terpaksa.
Jaga jarak aman dengan orang lain, sering mencuci tangan dengan sabun, makan-makanan yang sehat, dan berjemur ketika pagi agar imun tubuh terbangun
Untuk mengantisipasi korban terus berjatuhan di pihak tenaga medis khususnya dokter, lanjut Yudi , PB IDI akan mengadvokasi agar ada jaminan keselamatan dan perlindungan dokter yang bertugas, khususnya di masa pandemi Covid-19 jaminan keselamatan dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan yang bertugas saat pandemi adalah hal yang terpenting.
Humas PB IDI dr Halik Malik mengatakan Saat ini tenaga medis menghendaki agar negara senantiasa hadir memastikan bahwa mereka dapat bekerja dengan baik dan terlindungi ketika menjalankan tugasnya.
“Kalau dilihat dari skala prioritasnya bagi tenaga medis saat ini yang terpenting itu adanya jaminan keselamatan dan perlindungan, terutama proteksi bagi mereka dalam bertugas, seperti jaminan APD, sistem bekerja yang lebih baik, dan yang terakhir, apresiasi dalam bentuk insentif,” ujar Halik.
Pihaknya berharap, jika memang ada apresiasi lainnya dari pemerintah terhadap tenaga medis yang terlibat dalam menangani Covid-19, agar dimudahkan penyalurannya sepanjang mereka betul-betul bekerja dalam penanganan pandemi ini.
Seruan PB IDI Sebagai organisasi profesi dokter di Indonesia, PB IDI menyerukan kepada seluruh dokter umum dan dokter spesialis yang tengah bertugas untuk membekali diri dan bergabung dalam ‘Gerakan Dokter Semesta Melawan Covid-19’.
“Gerakan ini mewajibkan seluruh dokter mengikuti pelatihan online penanganan Covid-19 yang terdiri dari keahlian pemeriksaan, perawatan, dan penanganan pasien Covid-19, serta cara menggunakan APD yang standar,” jelas Halik.
Halik lantas menyoroti fakta banyaknya tenaga medis yang jatuh sakit bahkan meninggal akibat Covid-19 karena minimnya APD.
“Mereka terpapar virus Corona ketika bertugas lantaran minimnya APD yang mereka miliki dan buruknya kesiapan sistem kesehatan,” ungkapnya.
Selain itu, kata Halik, PB IDI juga mengimbau pengurus IDI di setiap wilayah agar aktif melakukan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing.
PB IDI diketahui juga sudah membentuk tim audit untuk menelusuri secara lengkap kematian dokter terkait Covid-19
“PB IDI meminta agar IDI wilayah mengkoordinasikan seluruh potensi dokter yang ada agar kapanpun siap untuk terlibat menangani Covid-19 ini,” pungkas dokter jebolan Fakultas Kedokteran Unhas itu.
Berikut adalah daftar lengkap 37 dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19.
1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI)
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel)
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim)
9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Prabumulih)
11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakpus)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. Dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel)
16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangsel)
17. Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jaksel)
18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kab. Bekasi)
19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ meninggal di RSPP Jakarta (IDI Jakarta Selatan)
20. Dr. Karnely Herlena meninggal di RS Fatmawati (IDI Depok)
21. Dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (Dosen FK Unpad, IDI Bandung)
22. Dr. Sudadi, MKK, SpOK (Dosen FK UI, IDI Jakarta Pusat)
23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
24. Dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
25. Dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
26. Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
27. Dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
28. Dr. Soeharno (IDI Kediri)
29. Dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
30. Dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)
31. Dr. Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal)
32. Dr. Hilmi Wahyudi (IDI Gresik)
33. DR. dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin)
34. dr. Miftah Fawzy Sarengat (IDI Balikpapan)
35. dr. Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya)
36. dr. H. Dibyo Hardianto (IDI Bangkalan)
37. dr. Deny Dwi Yuniarto (IDI Sampang) (*)