MELINDA itu hoki, saya dapatkan namanya, ketika bersama Aburizal Bakrie dan rombongan HIPMI ke Malaysia. Kita dijamu oleh wakil perdana menteri, Tun Mahatir Muhammad.
Kurang lebih begitulah kata-kata founder Bosowa Group Aksa Mahmud ia memperkenalkan sosok Melinda di kalangan tim Appi Cicu.
Aksa melanjutkan, saat acara HIPMI itu, saat jamuan, seorang putri cantik, bermain piano. Sangat pandai. Tangannya melekuk lincah. Kamibsemua terkagum kagum, termasuk istri saya, Ramlah, yang sementara hamil.
Begitu piawaianya memainkan piano, sekitar 2 jam, waktu tak terasa. Jamuan seakan begitu singkat. Lalu Tun Mahathir berpidato, memberi sambutan, berapi api, tapi sangat akrab.
Ia memperkenalkan seluruh anggota keluarganya, termasuk yang bermain piano tadi. Namanya Melinda, anak keempat Mahathir yang kini mencatatkan rekor sebagai pemimpin negara tertua di dunia, 92 Tahun. Ia baru saja terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Begitu kagumnya pasangan Aksa-Melinda di acara jamuan malam itu. Keduanya punya ikhtiar kecil; jika anaknya yang masih di kandungan itu pria, maka ia akan diberi nama Mahathir. Tapi sekiranya perempuan, namanya Melinda.
“Waktu itu belum ada alat modern bos, tidak ada alat untuk cek janin pria atau wanita,”cerita Aksa Mahmud, suatu ketika, saat saya bersama Farouk M Betta dan Busranuddin, menemani sang founder Bosowa itu di kediamannya, Jalan Chairil Anwar.
Beberapa bulan kemudian, sang janin itu lahir wanita. Klop sudah, namanya Melinda–kini dipercaya oleh sang ayah dan seluruh komisaris Bosowa Grup, memimpin Bosowa Foundation yang bergerak di lini pendidikan Bosowa dan aktivitas nirlaba lainnya.
Pendek cerita, Malinda tumbuh sebagai wanita dewasa. Dan menikah sang calon tunggal walikota Makassar, Munafri Arifuddin.
Ada banyak hal tentang sosok wanita ini. Bagaimana ia sekolah di Singapura, lalu kuliah di Amerika Serikat, tentang mengurus anak yang ia lakoni sendiri. Bahkan ikut belajar di kelas bersama anaknya. Lalu bagaimana ia membagi waktu karena tinggal di Jakarta dan saat bersamaan harus mengurus suaminya di Makassar yang lagi sibuk sibuknya.
Begitu banyak inspirasi akan muncul saat duduk bersama, lalu cerita, tentang Melinda Aksa. Dia kemudian melahirkan ide tentang Ruang Bahagia yang menjadi satu kesatuan dengan program Appi Cicu. Dari ruang bahagia ini, lahir donasi donasi untuk warga yang mengalami kesulitan. “Ruang bahagia itu milik semuanya. Tak mengenal umur dan batas pekerjaan. Kebahagian bukan tentang uang, bukan semata jabatan dan pangkat tinggi. Tapi kebahagian harus ada untuk setiap orang, setiap kita,”kata Melinda, ketika menyuguhkan Kambing Kairo, kepada kami tamunya, di Jakarta. Bahkan ia hidangan nan lesat ini, selalu dikirim ke rumah para sahabatnya, mesti jauh jauh dikirim dari Jakarta.
Semakin lama kami berkawan, semakin terasa dia bukan wanita biasa. Dia sungguh luar biasa, meski tak pernah menonjolkan segalah yang menjadi kelebihannya, kecuali manyapa ramah, diam tunduk lalu senyum. Ia mensupport sang suami dalam sendiri dan bersama tim. Ia turun sosoalisasi, membantu warga yang kesulitan. Bahkan rela duduk di kursi penonton saat sang suami berada di pinggir lapangan untuk mengantar tim kesayangan masyarakat Sulsel PSM Makassar menuju tangga jawara.
Melihat kebersamaan Munafri dan Melinda, saya lalu teringat pada ucapan romantis mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk sang istri, Michelle Obama, di hari pernikahan mereka ke-25.
“Jelas, saya tidak bisa melakukan apapun yang seperti saya lakukan sekarang tanpa Michelle,” ucap Obama kepada Oprah Winfrey pada tahun 2011, seperti dikutip dari CNBC.
Kata Obama, di balik segala hal yang telah dia lalui, selalu berpikir waras dan tetap seimbang saat menghadapi tekanan adalah karena kehadiran sang istri. “Dia bukan cuma perempuan idaman yang hebat, tapi juga batu karang bagi saya. Saya mengandalkannya dalam banyak hal,” sambungnya.
Kisah serupa dialami CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Dalam beberapa kesempatan, Mark mengatakan istrinya, Priscilla Cha, memiliki peran yang sangat penting dalam hidupnya. Dalam sebuah pidatonya di Harvard pada tahun ini, Mark, mengatakan Priscilla telah menginspirasinya untuk menjadi sukarelawan dan pekerja sosial.
Tentu bukan ingin menyamakan Obama-Michelle dengan Munafri-Melinda, atau Zuckenberg dan Priscilla, tapi sungguh ini pasangan point 9 bahkan hampir 10. Begitu bayangan dan harapan saya tentang keluarga pemimpin masa depan Makassar ini. Saat walikotanya Munafri Arifuddin, dengan penggerak PKK, Melinda Aksa.
Penulis: Rahman Pina