HERALDMAKASSAR.com – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Dwia Aries Tina Palubuhu memberi apresiasi atas sikap yang ditunjukkan Prof Dr Idrus Paturusi yang secara jujur mengumumkan bahwa dirinya terjangkit covid-19.
“Meski informasi ini sangat mengagetkan kita semua. Mengagetkan civitas akademika Unhas,” kata Dwia.
Menurut Dwia, informasi awalnya disampaikan melalui anak kandung Prof Idrus, yang mengabarkan bahwa ayahandanya tengah dirawat di RS Unhas. “Semangat yang ditunjukkan oleh Prof. Idrus sangat luar biasa. Prof. Idrus dikenal aktif dalam merespon setiap peristiwa kemanusiaan, termasuk membantu menangani wabah Covid-19,” kata Dwia.
Dwia menambahkan, Prof Idrus merupakan motor penggerak Tim Satgas Covid-19 Unhas, yang intensif melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar RSPTN Unhas bisa turut serta dalam pemeriksaan virus.
Selain itu, Prof. Idrus juga aktif menggalang dan mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam gerakan mengatasi pandemi Covid-19, termasuk dengan Kodam XIV Hasanuddin, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, tokoh-tokoh masyarakat, dan pihak swasta.
“Kemarin beliau masih kontak saya, menyampaikan bahwa beliau saja mengechek kesiapan Lab BSL-3 Rumah Sakit Unhas yang dipersiapkan untuk mendeteksi virus. Beliau menyampaikan apa-apa saja yang masih kurang di lab tersebut,” kata Prof. Dwia.
Semangat yang ditunjukkan oleh Prof. Idrus dalam masalah kemanusiaan bukan kali ini saja. Ketika bencana tsunami menerjang Aceh pada tahun 2004, Prof. Idrus adalah relawan pertama yang datang ke lokasi yang porak poranda. Begitu juga setiap peristiwa kemanusiaan lainnya, beliau selalu hadir.
Menurut Prof. Dwia, sikap Prof. Idrus yang secara terbuka mengumumkan bahwa dirinya positif virus Covid-19 tentunya dilandasi oleh kesadaran beliau bagaimana seharusnya wabah ini diatasi.
“Itu karena sensitifitas beliau yang tanggap bencana. Kita sangat hargai sekali. Prof. Idrus ingin agar orang-orang yang pernah berinteraksi dengan dirinya dalam beberapa hari terakhir ini segera mawas diri, melakukan isolasi mandiri, atau memeriksakan diri jika mengalami gejala klinis,” kata Prof. Dwia.
Peristiwa ini merupakan peringatan bagi siapa saja, bahwa kita semua berpotensi untuk terpapar virus Covid-19. Keterbukaan seperti yang ditunjukkan Prof. Idrus adalah langkah pencegahan aktif. Ini akan memicu kesadaran bersama untuk selalu berhati-hati.
“Mari kita bersama-sama mendo’akan kesehatan dan kesembuhan beliau. Semoga apa yang telah beliau lakukan selama ini, dedikasi, dan pengabdiannya, akan menjadi amalan untuk kesembuhan beliau. Amin,” tutup Prof. Dwia.(*)