HERALDMAKASSAR.COM – Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) wilayah Sulawesi menggelar Dialog Publik “Ekspliotasi Agama di Tahun Politik ; Satu Langkah Menuju Perpecahan dan Fragmentasi Sosial” (27/02/2018).
Dialog publik tersebut berlangsung di Aula Mini H. Bata Ilyas, yang dihadiri oleh sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang tergabung dalam aliansi BEM Se-Kota Makassar.
Andi Nursan Adil, selaku koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) wilayah Sulawesi dalam sambutannya meyampaikan terimakasih atas kerja sama dan partisipasi dari BEM Se-Kota Makassar yang juga bagian dari BEMNUS wilayah Sulawesi.
Lanjut Adli sapaan akrabnya, mengatakan bahwa “semua pihak wajib mengawal tahun politik ini agar suasana kebangsaan kita tetap kondusif dan tercipta demokrasi yang adil nan sehat”.
Dalam dialog tersebut, pelaksana menghadirkan pembicara dari pihak Kepolisian, Organisasi Kepemudaan, dan Akademisi. Bapak Kompol Ananda F. Harahap yang mewakili Polrestabes Makassar menyampaikan “Pancasila tetap berkontribusi selama 73 Tahun ini untuk Indonesia masih eksis sampai sekarang. Dominasi kelompok tertentu dapat berdampak pada perpecahan sosial dan satu hal bawa luka sosial sulit untuk disembuhkan.”
Selanjutnya Imaduddin, perwakilan dari Pengurus Pusat PERISAI (Pertahanan Ideologi Sarekat Islam) dalam dialog tersebut beranggapan “hampir setiap momen politik nasional, isu agama menjadi sorotan, perdebatan masyarakat harus digiring kearah yg lebih produktif, terlebih tanpa hoax sehingga tidak membuka cela bagi oknum atau pihak ketiga yang mencoba terapkan desain devide at impera dalam sistem demokrasi negeri ini” imbuhnya.
Pembicara terakhir dari akademisi, dalam hal ini Bapak Andi Hidayat, S.E,.M.Si yang mencoba lebih mengimbangi kedua pembicara sembelunya dengan berkomentar bahwa “bahwa semua agama terlibat dalam politik dan agama tidak pernah mengakibatkan fragmentasi sosial.
Hanya saja agama atau identitas kelompok melekat pada personal politisi yang hendak berbuat curang”.
Lanjut Pak Hidayat, Bagaimanapun keputusan ada ditangan konstituen dengan catatan, perlu melihat mana yang menggunakan politik secara santun.
Kegiatan dialog berlangsung lebih hidup dengan tanya jawab yang alot antara peserta dengan narasumber.
Sebelum menutup kegiatan dialog publik, Andi Suhaerullah selaku moderator menyimpulkan bahwa “masyarakat jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya, yang dapat memecah belah persatuan dan keutuhan NKRI. Juga kepada pemilih pemula, untuk bisa lebih cerdas dan bijak dalam bermedia sosial pada momentum Pemilu tahun ini”.