HERALDMAKASSAR.COM – Sebagaimana diketahui bahwa kondisi ekosistem terumbu karang telah dominan mengalami kerusakan. Data terakhir menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) mencatat bahwa terumbu karang Indonesia seluas 2,5 juta hektar.
Dari luas tersebut 37,18% dalam kondisi kurang baik, 30,4% dalam kondisi tidak baik, 27,14% dalam kondisi baik dan 2,59% dalam kondisi sangat baik.
Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh faktor alam dan antropogenik. Kerusakan karena faktor alam antara lain bencana alam (gempa bumi, tsunami, badai), sedangkan kerusakan antropogenik disebabkan oleh aktivitas manusia (penangkapan yang tidak ramah lingkungan, pencemaran, penambangan karang, sedimentasi dan pemanasan global).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan kerjasama antar stakeholders (akademisi, pengusaha, pemerintah dan pelibatan masyarakat) dalam melakukan restorasi dan rehabilitasi.
Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik Diwa yang berlokasi di Kota Makassar merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang membina bidang perikanan dan kelautan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Desa Pitu Sunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang.
Rehabilitasi tersebut dilakukan dengan membuat Terumbu Buatan berbahan baku tempurung kelapa atau lazim di kenal dengan nama ‘Bioreeftek”.
STITEK Balik Diwa melalui hibah pengabdian yang didanai oleh DRPM pada skema Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di bawah komando Wayan Kantun, melakukan pembuatan bioreeftek dan memasangnya pada perairan sekitar desa Pitu Sunggu bersama dengan kelompok nelayan.
“Kehadiran bioreeftek sebagai terumbu buatan berkontribusi besar dalam memulihkan kondisi lingkungan, Keberadaan bioreeftek ini memberi peluang munculnya planula karang, predator dan kompetitor,” ujar Wayan Kantun, Senin, 10 Agustus 2020.
“Untuk jangka panjang tentu hal ini menjadi hal baik karena dapat meningkatkan biodiversitas, kompleksitas proses ekologis, peningkatan biomassa dan produktifitas dalam ekosistem terumbua buatan,” sambungnya.
Menurutnya, model tersebut tentu merupakan sesuatu yang sangat menarik dan mengembirakan dalam menciptakan lingkungan baru dalam upaya melakukan restorasi dan rehabilitasi melalui terumbu buatan.
“Masyarakat memilki daerah penangkapan baru yang dekat dengan lokasi tempat tinggal. Keberadaan bioreeftek ini bagi masyarakat tentu dapat menjadi alternatif daerah penangkapan baru dengan teknologi penangkapan yang sederhana seperti jaring insang, pancing ulur dan bubu,” terangnya.
Untuk menjaga keberlangsungan terumbu buatan tersebut, lanjut Wayan, maka dilakukan pelibatan masyarakat sekitar untuk menjaganya dengan cara melakukan penangkapan disekitar Bioreeftek secara bergiliran berdasarkan waktu dan alat tangkap yang dipergunakan.
Selain pemasangan bioreeftek, masyarakat juga dibekali teknologi alat penangkapan, teknologi penanganan ikan dan pembuatan bahan pengawet hasil tangkapan serta dibekali informasi pasar dan peluang untuk memasarkan hasil tangkapan.
Pembina nelayan yang selalu hadir dalam kegiatan pendampingan dan pemberdayaan sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Tim PPDM.
Mereka berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PPDM ini sebanyak 4 orang yakni satu orang atas nama Reski Wahyuddin dari program Magister Sumberdaya Akuatik dan tiga orang atas nama Ardiansah, Muh. Ihsan Jais dan Idul Noho yang semuanya merupakan mahasiswa semester akhir program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan.
Kegiatan ini terlaksana berkat lolosnya hibah pengabdian kepada masyarakat skema PPDM dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) pendanaan tahun 2020.
“Oleh sebab itu, terima kasih disampaikan kepada Kemenritek Dikti atas diloloskannya PPDM ini sehingga kegiatan pendampingan dan pemberdayaan di desa mitra dapat berjalan dengan baik,” ujar Wayan.
“Keberhasilan kegiatan ini juga tidak terlepas dari instruksi dan komitmen PPDM dalam melibatkan berbagai pihak pada semua lini kegiatan,” pungkasnya.