HERALDMAKASSAR.COM – Tanggal 29 Juni telah ditetapkan sebagai hari Keluarga Nasional (Harganas). Penetapan ini dikuatkan dengan Keppres No. 39 2014 Tentang Hari Keluarga Nasional. Saat ini merupakan peringatan yang ke-27 yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan KB kota Makassar.
Melalui peringatan tersebut, Pj Wali Kota Makassar Prof. Rudi Djamaluddin mendorong sosialisasi dan program edukasi masyarakat terkait Covid-19 diikutkan dalam kegiatan penyuluh KB.
“Tim penyuluh KB kita ada di semua titik. Jadi kami berharap ada tiga hal yang perlu kita tanamkan ke masyarakat untuk memutus mata rantai Covid-19 ini, kepatuhan, kejujuran, dan kebersamaan. Nah peran teman-teman yang bergerak di KB ini bisa terus menerus melakukan edukasi ke masyarakat untuk bisa patuh, pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan dan makan makanan bergizi,” terang Rudi.
Hal ini Ia tegaskan saat sambutan Harganas ke 27 tingkat kota Makassar yang dirangkaikan dengan dimulainya pelayanan KB serentak sejuta akseptor di Kecamatan Tamalate, Senin (29/6).
Menurut Rudi, jika kader keluarga berencana terus bergerak bersama-sama semua kalangan dan dilakukan secara masif ia yakin masalah Covid di Makassar bisa dikendalikan dan ditangani sesegera mungkin.
Ada pun terkait pelayanan KB serentak sejuta akseptor, yang terpenting dari pengendalian penduduk itu kata Rudi bahwa bisa terbentuk keluarga-keluarga yang cerdas, keluarga-keluarga yang sehat, yang memiliki rasa sosial tinggi sehingga terbentuk keluarga bahagia sejahtera. Dengan demikian maka kota ini akan sejahterah dan negara ini akan maju.
Karena itulah, Ia mengatakan kegiatan ini sangat strategis karena menurutnya keluarga adalah pilar utama membangun bangsa. Sejahterah dan Cerdasnya bangsa ini ditentukan oleh kondisi keluarga-keluarga yang ada di dalamnya.
Sementara itu, menurut Plt Kadis PP dan KB Makassar Sitti Isnaini bahwa hari ini merupakan hari puncak dimana dilakukan Pelayanan KB serentak sejuta akseptor. Beberapa rangkaian kegiatan telah dilaksanakan seperti, kerja bakti serentak di kampung KB di 14 kecamatan, dan juga penyuluh kader pada 26 Juni lalu.
“Kita juga melakukan komunikasi informasi dan edukasi mengenai pelayanan KB oleh penyuluh KB secara dor to dor. Pelayanan KB sejuta akseptor di Makassar ini adalah kegiatan nasional yang akan memecahkan rekor MURI sejuta akseptor di Indonesia,” ucapnya.
Adapun yang dimaksud akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan.