Beranda Sulsel Relawan Kemanusiaan Bekerja Maksimal Dampingi ODP di Hotel Karantina

Relawan Kemanusiaan Bekerja Maksimal Dampingi ODP di Hotel Karantina

HERALDMAKASSAR.com – Sejumlah relawan kemanusiaan menjadi pendamping bagi Orang Dalam Pengawasan (ODP) atau Orang Tanpa Gejala (OTG) di Hotel Swissbel Losari, hotel karantina yang disiapkan Pemprov Sulsel untuk pemutusan mata rantai Covid-19. Fasilitas yang lengkap dan nyaman, membuat para relawan bisa bekerja maksimal.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. HM Nurdin Abdullah, berkesempatan berkunjung ke tempat tersebut. Termasuk berinteraksi dengan para relawan.

Salah seorang relawan pendamping, Mikel Kelvin, menyatakan, fasilitas yang diberikan bagi peserta maupun bagi relawan sangat lengkap, representatif, juga sangat nyaman.

“Saya sebagai relawan sangat mengapresiasi fasilitas yang diberikan oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Kelvin, Selasa, 28 April 2020.

Sebagai pendamping, ia juga menyarankan agar Gubernur saat berkunjung ke Swissbel dapat olahraga bersama dengan peserta dan relawan.

“Kita berharap bahwa di masyarakat nanti, stigma negatif terkait dengan kasus ini nanti ini bisa berkurang dan kita fokus kepada bagaimana gerakan masyarakat sehat itu bisa dikampanyekan,” harap alumni Fakultas Hukum Unhas ini.

Sementara itu, seorang warga Sulsel asal Bone yang bekerja di Australia, Zam Zam Sugira, memutuskan untuk kembali ke Makassar pada 23 April 2020 silam. Terkait fasilitas hotel bagi ODP atau OTG juga diketahuinya terdapat fasilitas yang diberikan Pemerintah Sulsel. Informasi tersebut dia dapatkan dari akun instagram Gubernur Sulsel.

“Saya waktu tiba baru buka instagram Gubernur Sulawesi Selatan, dan di situ dapat informasi bahwa beliau, pemerintah menyediakan hotel untuk semua ODP gratis dan ada rapid test Covid-19,” kata mantan Penyiar Fajar FM ini di akun Youtubenya Jurnal Zindonesian.

Zam-zam menyarankan agar menggunakan fasilitas tersebut. Namun, Ia sendiri memutuskan untuk tidak isolasi di Makassar, tetapi di Kabupaten Bone karena telah direncanakan sebelum ke Makassar.

Saat tiba, ia langsung melaporkan diri di Posko Covid-19 di Kelurahan Tana Batue, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sebelum bertemu keluarganya. Ia diberikan APD oleh petugas covid sebelum masuk ke dalam rumahnya.

“Pada saat saya isolasi di Makassar, pada saat pulang di kampung halaman di Bone otomatis harus isolasi lagi karena dari daerah red zone. Makanya saya tidak memilih isolasi di Makassar,” ucapnya. (*)