Beranda Nasional Ramah Lingkungan, Teknik Unhas dan Balitbang Kemenhub Bakal Uji Floating Breakwater

Ramah Lingkungan, Teknik Unhas dan Balitbang Kemenhub Bakal Uji Floating Breakwater

HERALDMAKASSAR.com – Centre Of Technology Fakultas Teknik (FT) Universitas Hasanuddin (Unhas) menciptakan salah satu bangunan yang sering digunakan untuk mengatasi permasalahan pantai seperti peredaman gelombang tinggi dan pengurangan erosi pesisir.

Floating Breakwater atau pemecah ombak terapung yang diciptakan Centre Of Technology FT Unhas merupakan salah satu tipe breakwater yang dianggap cukup ramah lingkungan adalah breakwater terapung.

Bekerjasama riset dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan RI, Centre Of Technology Unhas bakal menguji kinerja alat pemecah ombak terapung tersebut setelah hasil penelitian dilakukan selama kurang lebih 3 bulan kedepan.

Ketua Tim Peneliti Floating Breakwater FT Unhas, Chairul Paotonan mengatakan alat pemecah ombak terapung ini sangat bermanfaat dibanding breakwater konvensional lainnya, apalagi bisa penghematan biaya diperkiraan kasar 20-40%.

“Floating breakwater ini bisa dipindahkan sesuai kebutuhan, yang kedua dimensinya jauh lebih kecil dibandingkan breakwater tipe konvensional. Sehingga, otomatis anggaran penggunaan pembangunan juga jauh lebih rendah,” kata Chairul, Kamis 10 Oktober 2019.

Menurutnya, floating breakwater tersebut juga sangat ramah lingkungan dengan tidak mematikan proses hydrodinamika di laut secara total. Namun, hanya pada bagian permukaan gelombang air itu sendiri.

“Jadi bahan material dalam konsepnya nanti bisa saja terbuat dari beton, baja, atau fiber. Floating breakwater ini juga sangat efektif digunakan pada kedalaman 20 meter keatas, dengan memecah ketinggian ombak 4 meter,” kata dia.

Perlu diketahui, kata Chairul, di pelabuhan harus aman dari gangguan gelombang. Agar supaya, kapal bisa beraktivitas melakukan loading di dermaga.

“Sebagaian pelabuhan di Indonesia tidak terlindung dari gelombang, sehingga dalam setengah tahun tidak bisa beroperasi. Secara finansial bisa rugi, dengan adanya floating breakwater kita bisa mengoptimalkan penggunaan pelabuhan,” jelasnya.

“Floating breakwater juga memiliki keunggulan dengan dimensinya kecil. Sampai saat ini pemecah gelombang terapung yang ada sangat tergantung pada dimensi floating breakwater. Kita harapkan bahwa struktur kita ini mampu mereduksi sampai 80 persen tinggi gelombang,” tambahnya.