HERALDMAKASSAR.com – Keputusan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah untuk menganulir para pejabat yang telah dinonjobkan melalui Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb, mendapat respon dari Danny Pomanto.
Mantan Wali Kota Makassar itu merasa tidak senang karena Nurdin Abdullah (NA) membahas soal mutasi pada prosesi pelantikan Pj Wali Kota adalah hal yang tidak wajar sebagai seorang Gubernur.
Bahkan, Danny membandingkan kepemimpinan era Syahrul Yasin Limpo (SYL) dengan era Nurdin Abdullah sekarang. “Makanya dengan sistem begini, saya rindu dengan Pak Syahrul. Rindu sekali saya sama Pak Syahrul,” kata Danny.
Menurutnya, sikap politik NA sangat berbeda dengan SYL ketika menjabat sebagai Gubernur, meskipun dirinya tidak menghadiri prosesi pelantikan Pj Wali Kota Makassar, pada Senin (13/5/2019) kemarin.
Menanggapi itu, Ketua Lintas Team 17 Prof Andalan Warni Saharuddin mengatakan sikap yang diperlihatkan Danny Pomanto kepada publik merupakan anti kritikan dan teguran.
“NA seorang pendidik yang bijak tidak mungkinlah mempermalukan orang apalagi stafnya sendiri. Apa maksudnya rindu SYL? Dulunya juga kan di IYL, eeeh tiba-tiba masuk di pemenangan NA dan ASS (saat Pilgub Sulsel 2018),” ujar Warni, Selasa (14/5/2019).
Dia juga menanggapi soal sejumlah Kepala Sekolah yang dimutasi oleh Danny Pomanto dan mutasi yang dilakukan Irman Yasin Limpo (None), justru ingin dipulihkan kembali oleh Nurdin Abdullah merupakan hal wajar.
“NA ingin memulihkan hal itu, seperti halnya seruan pertamanya di pemprov untuk kembalikan kepala sekolah yang dimutasi oleh None. Sekarang hanya karena NA akan menganulir pejabat kota makassar yang dilantik kemarin, eh langsung rindu dengan SYL,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya mendukung langkah Nurdin Abdullah untuk ditindaklanjuti dan mempelajari kasus penonaktifan 15 camat yang dilakukan Danny Pomanyo saat jelang Pilkada lalu. Apalagi, kuat dugaan, penonaktifan 15 camat itu, dinilai politis.
“Apakah dulu dengan memutasi beberapa orang Camat karena ketahuan masuk dalam pemenangan Appi (di Pilwali Makassar) itu juga wajar?. Jadi orang itu harus legowo seperti halnya Pak Aco (Ilham Arif Sirajuddin),” beber Warni.