Beranda Sulsel OPINI: Danau Mawang Tak Menawan Lagi

OPINI: Danau Mawang Tak Menawan Lagi

Radhie Munadi (Anggota KoMeD, Komunitas Menulis Demokrasi).

HERALDMAKASSAR.com – Danau Mawang terletak di Kelurahan Romang Lompoa Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Danau ini sangatlah luas. Dulunya selain sebagai objek wisata, danau ini juga sebagai tempat pemeliharaan ikan mas.

Danau Mawang identik dengan sejarahnya. Di dalam buku Profil Sejarah Budaya Dan Pariwisata Gowa menjelaskan bahwa dinamakan Danau Mawang karena menurut sejarah dalam perjalanan dari Maros menuju daerah Tanrara, I Tambak Laulung (kerbau kesayangan Panre Tanrara, salah seorang lelaki sakti di Tanrara) menanduk kerbau yang membangkan.

“Panre Tanrara” adalah panggilan kepada seorang lelaki Panrita (sakti) yang hidup di sekitar abad 16 sesudah Masehi di Kampung Tanrara. Penyebab I Tambak Laulung menanduk kerbau lain adalah karena kerbau lain yang sudah tidak ingin lagi melanjutkan perjalanan ke Tanrara ketika singgah di Danau ini. Akibat tandukannya itu ke beberapa kerbau lain menyebabkan kematian terhadap kerbau lain.

Banyak kerbau yang mati di telaga itu dan bangkainya pun terapung diatas telaga yang luas itu. Itulah sebabnya danau tersebut dinamakan “Danau Mawang” (Mawang artinya terapung). Setelah itu I Tambak Laulung dan kerbau pengikutnya yang masih setia menuju Tanrara. Sesampai di Tanrara, I Tambak Laulung disambut hangat oleh Panre dan masyarakat Tanrara. Panre lalu membagi-bagikan kerbau itu kepada penduduk Tanrara.

Danau Mawang dulunya merupakan objek wisata yang amat menarik karena selain pemandangannya yang indah, juga sering diadakan lomba perahu. Danau ini dulunya juga dijadikan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat disekitar. Namun, sekarang danau ini tidak terurus lagi sehingga pemandangan yang dulu indah kini banyak dipenuhi oleh rumput liar dan bunga teratai serta tanaman liar di atas danau.

Jika dibandingkan dengan Danau Toba di Sumatera Utara, terlihat banyak perbedaan yang menyolok sekali sehingga Danau Toba yang berada di Tapanuli ramai dikunjungi wisatawan. Perbedaannya Danau Toba dengan Danau Mawang, jika di Danau Toba banyak dilengkapi dengan fasilitas yang dapat menunjang dan menarik perhatian wisatawan seperti fasilitas perahu, penginapan serta pemandangan yang indah nan menarik perhatian. Sedangkan di Danau Mawang hal ini tidak dapat ditemui selain bunga teratai yang terapung diatas air, rumput liar ditepian Danau serta pemandangan memancing disepanjang Danau.

Setidaknya Pemerintah Daerah harus banyak belajar kepada keindahan yang terdapat di Danau Toba agar Danau Mawang tetap menjadi kebanggaan masyarakat Gowa dan dapat dikunjungi kembali oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan memperindah pemandangan sekitar Danau, membuatkan tanggul dan jalanan ditepian Danau serta menanaminya dengan pohon sehingga indah kelihatan, sedang danaunya perlu dipersiapkan perahu dayung agar danau ini tampak terilhat lebih eksotis.

Di sekitar danau juga masih banyak tempat yang luas. Alangkah baiknya jika lahan ini dibuatkan taman yang indah atau taman baca. Dengan seperti ini danau tidak hanya menjadi tempat rekreasi, akan tetapi juga dapat dijadikan sebagai taman baca yang dikelilingi oleh keindahan Danau Mawang.

Cagar alam yang seharusnya menjadi perhatian Pemerintah Daerah untuk dilestarikan, kini hanya menjadi pemandangan yang tak menawan lagi. Sudah saatnya Pemerintah Daerah tidak menutup mata akan hal ini. Masyarakat Gowa pun sangat menanti kebijakan Pemerintah Daerah agar dapat mengembalikan keindahan Danau Mawang. Selain menjadi daya tarik objek wisata Kabupaten Gowa tersendiri juga tentunya merupakan sumber devisa daerah dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar danau.

Pemerintah Daerah dalam hal ini sebaiknya tidak bekerja sendiri, akan tetapi harus juga melibatkan masyarakat sekitar dan menggaet para investor lokal maupun asing. Melakukan kerja sama dengan pihak investor tidak lain untuk mengembangkan dan merenovasi danau yang menjadi kebanggaan masyarakat Gowa sendiri. Dengan memperindah dan menjaga eksotika danau ini, maka dapat dipastikan wisatawan lokal maupun mancanegara tidak hanya mengenal Wisata Alam Malino, akan tetapi juga dapat mengenal keindahan danau bersejarah ini dan akan mengunjungi objek wisata ini.

Oleh: Radhie Munadi (Anggota KoMeD, Komunitas Menulis Demokrasi)