Beranda Headline News Ini Alasan Polisi Tembak Mati 2 Terduga Teroris Setelah Ditangkap

Ini Alasan Polisi Tembak Mati 2 Terduga Teroris Setelah Ditangkap

POJOKSULSEL.com – Aparat kepolisian menembak dua dari empat terduga teroris di kawasan Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Kamis 10 Mei kemarin. Satu terduga teroris yang tertembak tewas setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.

Kadiv Humas Mabes Polri Setyo Wasisto mengatakan para terduga teroris itu disebut akan bergerak menuju Mako Brimob yang saat itu masih dilanda kerusuhan antara aparat dengan narapidana terorisme.

Penangkapan keempat terduga teroris berawal pada Kamis pukul 01.00 WIB dini hari, polisi mendapat info dari intelijen bahwa di Stasiun Tambun akan ada orang yang hendak ke Mako Brimob.

“Dari informasi tersebut, maka polisi bergerak dan menangkap empat orang. Keempatnya dibawa dan sekitar 05.30 WIB, keempat orang dalam perjalanan menuju ke Jakarta,” kata Setyo di Mabes Polri, Jumat (11/5/2018).

“Tersangka atas insial RA dan JG melakukan perlawanan kepada anggota yang membawa terduga teroris tersebut dan memberontak, dan berupaya mencekik anggota hingga borgol yang dipakaikan kepada mereka terlepas,” Setyo melanjutkan.

Selain itu, RA dan JG juga disebut berusaha merebut senjata api dari petugas. Setyo mengatakan kemudian anggota melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur yang mengakibatkan luka tembak terhadap JG dan RA.

“Keduanya dibawa ke RS Bhayangkara. RA dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan JG sedang dalam perawatan,” tutur Setyo seperti dilansir laman CNN.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Setyo, keempat terduga teroris tersebut merupakan jaringan Jemaah Ansharut Daulah Bandung, Jawa Barat, yang akan bergerak ke Jakarta khususnya ke Mako Brimob.

“Patut diduga mereka akan ikut melakukan aksi di Mako Brimob. Keempat orang itu adalah AM, lahir di Medan 8 Agustus 1979. Alamat di Tasikmalaya, Jawa Barat,” tutur Setyo.

“Kedua, HG lahir di Tasikmalaya. Kemudian yang meninggal RA, lahir di Ciamis 30 April 1977, tinggal di Tasikmalaya. Yang masih dirawat lahir di Garut 7 Februari 1988. Tinggal di Tasikmalaya,” imbuh Setyo.

(pojoksulsel)