HERALDMAKASSAR – Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, Fasruddin Rusli pesimis Pemerintah Kota Makassar bisa meluncurkan 100 lorong wisata pada 17 Agustus mendatang. Pasalnya, kata dia, progres penataan lorong wisata berjalan lamban. Ditambah lagi ada beberapa lorong yang menurutnya tak memenuhi standar sehingga terkesan dipaksakan menjadi lorong wisata. “Biasa juga ada lorong-lorong yang memang tidak memenuhi standar dipaksakan jadi lorong wisata. Sama saja buang-buang anggaran di laut,” ujar Fasruddin, Kamis, 4 Agustus 2022.
Menurutnya, target 100 lorong wisata tepat pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia mendatang pun sulit terealisasi. Sebab itu, beberapa item pengerjaan di lorong wisata yang ada yang dalam proses tender. Proses tender diyakininya akan memakan waktu lama.
“Perbaikan drainase itu kan di Dinas Pekerjaaan Umum. Hanya memang sekarang belum terlaksana semua proyek yang ditenderkan PU sehingga memang ada hambatan waktu untuk launching tanggal 17 (Agustus). Otomatis akan mundur karena sementara tender, proses tender kan memakan waktu,” beber anggota Komisi C ini. Oleh karena itu, dirinya meminta pemerintah kota agar menggenjot penataan lorong wisata sebelum tenggat waktu yang ditetapkan. “Untuk mencapai tanggal 17, pemerintah kota dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait harus lebih cepat dan tepat sehingga launching ini bisa bertepatan 17 Agustus nanti,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Suhaelsi Zubir menyebut, pengerjaan item fisik di lorong wisata baru berjalan sebanyak 18 titik dari total 46 lorong wisata yang menjadi fokus OPD. Pengerjaan itu meliputi penanganan jalan dan drainase. “Sudah sementara berjalan, baik dari penanganan jalan, penutupan drainase, dan pengerukan sedimen. Insyaallah selesai sebelum 17 Agustus. Yang jalan sekarang sudah ada 18 titik, pagi siang malam dikerjakan,” ungkapnya. Suhaelsi membeberkan, ada beberapa kendala yang dihadapi hingga pengerjaan agak tersendat. Di antaranya adanya perubahan material hingga proses tender. “Pada saat awal penganggaran itu materialnya paving, tapi kan ada perubahan menggunakan granit. Ada perubahan rinci lagi, tapi sekarang sudah berjalan,” beber Elsi. Elsi menyebut, tak ada nominal khusus untuk pengerjaan item fisik di 46 lorong wisata ini. Sebab sepenuhnya menggunakan anggaran pemeliharaan Dinas PU. “Untuk yang 46 ini kami gunakan anggaran pemeliharaan. Anggaran khusus untuk ini tidak ada, karena memang ada budget untuk pemeliharaan itu sekitar Rp3 miliar,” tandasnya.(*)