HERALDMAKASSAR.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mendukung pembangunan pabrik pemurnian nikel atau Smelter oleh PT Tiran di Desa Waturambaha, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Konawe Utara.
Dukungan itu, disampaikan langsung oleh tiga ketua komisi dewan di Konut, usai menemui Owner PT Tiran Group, Andi Amran Sulaiman di Makassar, Senin (18/10/2021).
Ketua Komisi A DPRD Konut, Herman Sewani menegaskan, sangat mensupport pembangunan smelter yang dilakukan PT. Tiran di Konut karena dinilai dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta income ekonomi masyarakat setempat.
Menurut Herman, pembangunan smelter adalah langkah strategis untuk meningkatkan nilai guna dari sumber daya alam di Konawe Utara, sebab selama ini cadangan nikel yang melimpah itu hanya dikeruk sampai habis lalu ditinggalkan begitu saja oleh penambang ilegal tanpa memikirkan dampak lingkungan kepada masyarakat.
“Sumber daya alam di Konawe Utara itu harus di kelola dengan benar, pengelolan yang benar itu di pertambangan yaitu dengan mendirikan Smelter, dan upaya yang dilakukan oleh PT Tiran untuk mendirikan smelter adalah langkah yang benar dalam mengelola sumber daya alam khususnya di Konawe Utara,” kata Herman Sewani, Senin (18/10/2021).
Politisi PBB itu menjelaskan, di dalam Undang-undang Minerba bahwa pertambangan mineral dan batu bara adalah keseluruhan dari proses, mulai dari pembangunan infrastruktur, eksplorasi, dan pada tahapan pemurnian, itu jelas di atur dalam undang undang.
“PT Tiran ini mau mendirikan pabrik pemurnian nikel inilah investasi yang benar, dan perlu kita berikan dukungan, dan jika ada aktivitas penambangan, dan tidak mendirikan pabrik itu bukanlan investasi yang benar sesuai yang di atur oleh undang-undang,” terang Herman Sewani.
Senada dengan Herman, Ketua Komisi B DPRD Konut, Rabiudin Aspa mengatakan, satu hal yang dirindukan dari dulu oleh masyarakat Konawe Utara yaitu kehadiran Smelter di Bumi Oheo, jika berbicara soal pertambangan. Dengan niatan PT Tiran untuk membangun Smelter ini, masyarakat sangat mendukung niatan tersebut.
“Kita flashback kebelakang ada satu perusahaan yang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di Konawe Utara, memploting atau memboikot lahan yang di masukan dalan IUP, namun hingga hari ini belum ada niatan untuk mendirikan Smelter. Sementara PT Tiran baru masuk di Konut, tetapi arah dari investasi dari PT Tiran ini sudah mengarah pada pembangunan Pabrik,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C, Samir mengatakan sangat mengharapkan kehadiran PT Tiran untuk segera mendirikan pabrik Smelter, agar dapat membuka ruang kerja bagi masyarakat Konawe Utara.
Mari kita bersama-sama, mendukung hadirnya PT Tiran untuk mendirikan Smelter, karena dengan berdirinya Smelter di Konawe Utara, ini akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal, terlebih lagi PT Tiran ini merupakan perusahan milik pengusaha lokal yang pernah merasakan pahit manisnya berjuang di Konawe Utara yaitu Pak Andi Amran Sulaiman,” kata Ketua Komisi C Samir.
Lebih jauh, Ketua DPD Partai Hanura Konut itu menceritakan kilas balik dari investasi Owner PT Tiran Andi Amran Sulaiman, dari tahun 1996 dulu ia datang membawa perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan Sawit, awalnya masyarakat sangat pesimis karena perkebunan kelapa Sawit itu diragukan.
Tetapi kenyataannya sampai saat ini usaha yang dirintis oleh Amran telah membuahkan hasil dan memiliki jasa khusus di tiga kecamatan, yaitu Landawe, Wiwirano dan Langgikima.
“Artinya bahwa keberhasilan kelapa sawit hari ini, tidak bisa dinafikan, terbukti perekonomian masyarakat disana sudah banyak yang berhasil, mereka juga sudah banyak yang sarjana hasil dari perkebunan Sawit,” bebernya.
“Nah merujuk dari 20 tahun yang lalu kanapa tidak beliau punya niatan yang lebih besar lagi, untuk mendirikan Smelter, dan saya pikir ini merupakan harapan masyarakat Konawe Utara, dan ini harus kita dukung full. Artinya dulu saja di perusahaan sawit yang nota banenya BUMN mampu dia merekrut banyak karyawan apalagi ini Smelter,” pungkas Samir. (*)