POJOKSULSEL.com, PAREPARE – Simpatisan dan pendukung paslon nomor urut 1 (Taufan-Pangerang) harus bersyukur. Penzaliman oleh lawan politiknya dengan cara fitnah dan celaan di media sosial untuk tujuan menjatuhkan Taufan Pawe rupanya tidak berpengaruh.
Mayoritas masyarakat di kota kelahiran presiden ke 3 BJ Habibie tersebut justru makin simpatik terhadap walikota non aktif itu.
Puncak penzaliman terhadap Taufan Pawe oleh kelompok lawan politiknya pada saat ia dituduh melakukan pelanggaran Pilkada.
Kebijakan pemerintahan TP yang memperjuangkan hak kebutuhan dasar masyarakat miskin (Raskin) dianggap lawan politiknya sebuah kesalahan yang berujung diskualifikasi.
TP-Pangerang Rahim pun tersingkir dari arena pilkada. Namun, akhirnya mereka kembali setelah lembaga hukum tertinggi di negeri ini (MA) memutuskan Taufan Pawe tidak bersalah.
Ronrongan yang nyaris membuat Taufan Pawe tak berdaya mendapat hikma besar. Lembaga riset, Celebes Research Center (CRC) mengumumkan hasil survei terbarunya untuk Pilkada Parepare, per April 2018.
Hasil survei itu menunjukkan tingkat elektabilitas atau keterpilihan pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Parepare nomor urut 1, Taufan Pawe-Pangerang Rahim (TP) berada di angka 68,3 persen.
Unggul dibanding paslon nomor urut 2, Faisal A Sapada-Asriady Samad (FAS) yang berada di angka 25,0 persen. Pemilih mengambang atau belum menentukan pilihan berkisar 6,7 persen.
Direktur Riset CRC, A. Wahyudin Abbas M.Si, Minggu, 27 Mei 2018, mengatakan, keunggulan TP berdasarkan hasil survei itu terpotret di semua kecamatan yang ada di Parepare. Untuk kelurahan, TP mendominasi di 21 kelurahan dari 22 kelurahan di Parepare,” ujar Wahyudin.
Dalam riset ini lanjut Wahyudin, lingkup penelitian adalah seluruh masyarakat di Kota Parepare yang sudah memiliki hak pilih yakni berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Jumlah sampel sebanyak 1000 responden.
Dengan metode penarikan sampel multistage random sampling dan memiliki toleransi kesalahan dugaan +/- 3,0 persen pada selang kepercayaan 95,0 persen.
“Sampel berasal dari empat kecamatan di Parepare yang terdistribusi secara proporsional,” kata Wahyudin.
Dia menjelaskan, pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tatap muka langsung (face to face) menggunakan kuesioner pada 5 – 13 April 2018. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20,0 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check),” lanjut Wahyudin.
Responden ini berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Mulai dari tidak bersekolah, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, hingga berkuliah dan tamat perguruan tinggi. Terbanyak adalah tamatan SMA, 40,4 persen.
Hasil survei, kata dia, memaparkan alasan utama pemilih dalam menentukan pilihannya yang terbanyak adalah karena calon sudah terbukti kinerjanya. Itu di angka 49,8 persen. Calon yang membawa harapan baru dipilih 9,1 persen responden. Sisanya, calon sederhana atau merakyat dipilih 5,9 persen responden, banyak membantu masyarakat 3,5 persen, dan berpengalaman di pemerintahan 2,9 persen.
A. Wahyudin Abbas mengungkapkan, para responden juga tampaknya sudah tidak akan mengubah pilihannya, jika Pilkada dilakukan saat ini. Terbukti, sebanyak 64,2 persen responden yang menyatakan tidak akan berubah pilihannya. Hasil survei juga menunjukkan, tingkat popularitas TP 99,5 persen dengan tingkat kesukaan 87,5 persen.
“Sementara Faisal A Sapada popularitasnya 97,3 persen dengan tingkat kesukaan 78,4 persen. Sedangkan Pangerang Rahim memiliki popularitas 84,5 persen dengan tingkat kesukaan 69,3. Berbanding Asriady Samad yang popularitasnya 74,7 persen dengan tingkat kesukaan 55,4 persen,” tutup Wahyudin Abbas. (rilis).