HERALDMAKASSAR.COM – Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, melaunching Mobile Vaksinator, pada puncak peringatan Hari Ulangtahun (HUT) ke 76 Proklamasi Kemerdekaan RI Tingkat Provinsi Sulsel, di Lapangan Upacara Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Selasa, 17 Agustus 2021.
“Hari ini ada sembilan unit kendaraan vaksinator keliling dan silahkan mendaftarkan diri,” kata Sudirman Sulaiman.
Mobile vaksinator akan melayani kelompok, sehingga diharapkan pada proses pelaksanaan vaksinasi tidak terjadi kerumunan. Menyasar semua area penyebaran di wilayah aglomerasi Mamminasata yang terdiri dari Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa) dan Takalar. Jika target vaksinasi telah dicapai, maka juga dapat menyasar wilayah di kabupaten/kota lainnya. Untuk mendaftarkan diri, perlu teregistrasi di website hallodokter.sulselprov.go.id.
“Ini terintegrasi dengan telemedicine Hallo Dokter untuk konsultasi, vaksin keliling, bisa melakukan tracing untuk swab ketika anda terkonfirmasi, dan kita bisa bawa ke FIT,” jelasnya.
Menurutnya, mobile vaksinator ini juga sebagai upaya dalam mendukung Sulsel Kebut Vaksinasi. Sehingga, herd immunity (kekebalan kelompok) bisa lebih cepat terbentuk.
Sementara, Koordinator Satgas Covid-19 Sulsel, dr Arman Bausat, menyampaikan, launching ini merupakan bagian dari program Sulsel Kebut Vaksinasi, dan merupakan ide dari Plt Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman. Secara total, terdapat 18 unit kendaraan yang digunakan, terdiri dari sembilan bus dari Dinas Perhubungan, dan sembilan ambulance dari Rumah Sakit Pemprov Sulsel dan Satgas Covid-19 Sulsel.
“Jika bus Mobile Vaksinator berkeliling untuk melakukan vaksinasi, akan didampingi dengan satu ambulans,” ujarnya.
Program Mobile Vaksinator ini juga berkerjasama dengan Tim Bantuan Medis (TBM) dari empat fakultas kodekteran, yakni Unhas, UMI, UIN dan Unismuh, yang akan bertugas. Masing-masing mobil terdapat rumah sakit Pemprov yang menjadi penanggungjawab.
“Silahkan mendaftar di posko satgas, dimana titik mau dilakukan vaksinasi. Saat ini banyak mendaftar, kemarin ada dari pesantren 300 orang, ada komunitas juga,” ungkap dr Arman. (*)