HERALDMAKASSAR.COM — Kasus kejahatan yang melibatkan anak di bawah umur, sebut saja menjadi kurir pengedar narkoba atau pelaku begal trennya cukup tinggi di Makassar. Hal ini menjadi keprihatinan banyak pihak.
Calon Walikota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi) menilai persoalan ini tak hanya bisa dituntaskan dengan slogan belaka. Mungkin slogan tersebut bertujuan baik, tapi itu saja tidak cukup. Perlu penyempurnaan implementasi di lapangan.
“Ya tentu slogan saja tidak cukup, bagaimana pemerintah ke depan memberdayakan anak muda atau kaum milenial. Sehingga harus ada pendekatan sosial dan keagamaan lalu pola pendidikan berkualitas untuk anak-anak,” tutur Appi dalam Debat Publik Ketiga Pilwalkot Makassar 2020, di MNC Tower, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
Menurut Appi, salah satu faktor penyebab maraknya pelaku begal dan pengedaran narkoba yang dilakoni anak-anak atau pemuda adalah kurangnya pendidikan karakter dan pendekatan psikologis dari keluarga serta pemberdayaan kepemudaan itu sendiri.
Oleh karena itu, yang pertama akan dilakukan adalah pemetaan data-data pengedar dan pengguna narkoba, harus jelas siapa saja yang terpapar.
Dilanjutkan dengan edukasi yang melibatkan semua pihak, baik itu orang tua, tenaga pendidik, tokoh masyarakat, agama hingga tokoh pemuda. Supaya mereka bisa memberikan pandangan bagaimana pembinaannya ke depan.
“Kita juga akan membangun fasilitas untuk merespon keinginan mereka. Agar bakat mereka tersalurkan. Misalnya pembangunan sirkuit, pagelaran seni dan budaya. Jangan lupa prestasi anak sekolah juga akan kami apresiasi dengan maksimal. Dengan begitu mereka punya wadah dan terpacu untuk menorehkan prestasi,” paparnya.
Rahman Bando menambahkan, sejatinya tidak ada seorang pun termasuk anak-anak yang mau menjadi pelaku begal dan pengedar narkoba. Semua itu tergantung peran pemerintah memberi perhatian dan memenuhi hak pendidikan bagi warganya.
“Kuncinya mereka perlu dikembalikan ke sekolah,” pungkas mantan Plt Kadis Pendidikan Kota Makassar itu. (*)