HERALDMAKASSAR – Partai Golkar benar-benar terpukul atas ulah Danny Pomanto yang meninggalkan partai ini begitu saja. DP, akronim Danny Pomanto memilih berpaket dengan Fatnawati RMS, setelah menerima surat tugas dari Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga.
Ibarat kata, DP yang dikenal dengan tagline “Tunggu Ma”, oleh sejumlah percakapan di grup WhatsApp dipelesetkan menjadi “Lupakan ma”.
Hengkangnya DP ini memicu reaksi keras di internal Partai Golkar. Sekretaris DPD II Partai Golkar Kota Makassar Abdul Wahab Tahir salah satunya.
Wahab mengaku kecewa berat ditinggal oleh DP. Padahal, saat DP jadi walikota, Wahab kerap membela DP.
Wahab lalu bercerita, awal DP membangun komunikasi dengan partai Golkar dan calon wakilnya Andi Zunnun. Wahab.
Wahab mengaku, dirinya merupakan inisiator yang mempertemukan DP dengan Ketua Golkar Sulsel Nurdin Halid di Jakarta.
“Saya adalah orang yang dimintai tolong oleh pak DP untuk membangun komunikasi dengan partai Golkar dan calon wakilnya Andi Zunnun. Sebagai seorang sahabat saya sudah menjalankan tugas dan amanah dengan baik,” terang Wahab Tahir.
Hasilnya, kurang waktu sebulan surat rekomendasi dukungan partai Golkar diberikan dan diserahkan langsung Ketum Golkar Airlangga Hartarto di Makassar.
“Jadi tidak benar kalau ada framing seolah olah Partai Nasdem menolak koalisi dengan Partai Golkar atau Partai Nasdem menolak Zunnun. Menurut saya sebagai orang dimintai tolong oleh pak DP yang benar adalah partai Nasdem melarang kadernya mengendarai partai Golkar dan partai Nasdem melarang kadernya berpaket dengan Zunnun,” jelasnya.
Wahab menegaskan sebagai sahabat DP, ia tidak pernah membangun atau melakukan komunikasi baik secara pribadi maupun organisasi dengan partai Nasdem karena itu bukan urusan dan menjadi tanggung jawabnya.
Wahab hanya ditugasi mencukupkan sesuai surat tugas yang dipegang oleh DP sebagai kader partai Nasdem.
“Seharusnya, DP pamit baik-baik karena dia pernah datang baik-baik,” ujar Wahab.
(TIM)