HERALDMAKASSAR, JAKARTA – Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. HM Nurdin Abdullah mengikuti gelar wicara yang dilaksanakan oleh Gugus Tugas Covid-19 Pusat yang mengangkat tema “Masa Transisi di Sulawesi : Strategi dari Zona Merah ke Zona Hijau?”, Rabu, 10 Juni 2020.
Selain Gubernur Sulsel hadir juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Muhammad Iqbal. Dialog ini berlangsung selama 30 menit dipandu oleh artis dan juga promotor kesehatan masyarakat dr. Lula Kamal dari kantor Graha BNPB, Jakarta.
Diawal, Lula Kamal menjelaskan beberapa warna zona dari merah, orange, kuning dan hijau.
“Hijau itu jika sudah tidak ada penularan sama sekali, merah penularannya masih tinggi, orange itu sedang, kuning itu rendah,” sebutnya.
Dari merah menuju hijau memiliki beberapa tahapan.
Nurdin menjelaskan, daerah yang hijau dan tidak ada terkonfirmasi positif, yakni Toraja Utara. Beberapa kabupaten memiliki ODP, PDP dan OTG tetapi hampir semuanya dinyatakan sembuh. Sementara OTG dan ODP-nya sinergi program dikemas dalam Program Wisata Duta Covid.
“Jadi semuanya yang ada di Kabupaten dibawa dan diisolasi di Makassar. Sehingga, saya ingin mengatakan bahwa hari ini, kita masih tersisah bahwa Luwu Timur sebagai klaster baru, itu klaster Vale,” kata Nurdin.
Selain itu adalah Maros dan Makassar. Selain itu belum ada lagi transmisi lokal.
Upaya yang terus dilakukan, disamping edukasi untuk menyadarkan masyarakat untuk protokol kesehatan secara ketat. Secara aktif melakukan tracing contact. Juga dilakukan tes masif dengan rapid tes dan PCR.
“Kami bersyukur dapat meningkatkan kapasitas laboratorium kita dari 350 speciment sehari, sekarang sudah bisa hingga 800 sehari. Tentu kenaikan ini tadi, karena peningkatan kapasitas lab, kita berharap bukan kenaikannya tetapi bagaimana menekan angka kematian. Kurva Rtnya terus melandai ini yang terus kita dorong,” paparnya.
Yang menjadi masalah yang ada, adalah provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menolak rapid tes. Ia menyebutkan pihak berwenang telah bekerja keras untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu meminta masyarakat tidak percaya pada isu yang dilontarkan, bahwa Covid-19 adalah skenario memperkaya rumah sakit dan dokter.
“Itukan menyesatkan, makanya kami bersama gugus tugas dan forkopimda, kita mengkaji lebih dalam persoalan ini. Karena ini menganggu upaya yang kita lakukan selama ini dalam memutus Covid-19 ini. Artinya, kita tidak pernah menyerah, kita tetap optimis dan memberikan edukasi pada masyarakat,” ujarnya.
Lula menanyakan apakah ada peraturan baru yang akan dibuat terkait adaptasi terhadap kebiasaan baru. Nurin menyebutkan hal ini yang juga didorong kabupaten/kota membuat aturan sehingga masyarakat lebih disiplin dan sadar terutama dalam penerapan protokol kesehatan.
“Karena yakinlah, bahwa kita tidak bisa menganggap enteng persoalan pandemi ini. Karena kita ketahui, sudah rahasia umum lagi bahwa sampai hari ini vaksinya belum kita temukan dan obatnya belum ada. Sehingga kita terus mendorong tingkat kesadaran masyarakat untuk terus menjaga diri,” Paparnya.
Meningkatkan kepatuhan maka diperlukan sosialisasi secara masif.(*)