HERALDMAKASAR.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Ichsan Mustari menolak membeberkan identitas 13 pasien positif korona di Sulsel. Ia beralasan, tidak mendapatkan izin dari pasien bersangkutan maupun pihak keluarganya.
“Secara umum kita tidak bisa sampaikan identitas pasien karena itu permintaan dari pasien dan keluarga, akan tetapi kita terus melakukan tracing secara optimal,” ujar Ichsan Mustari.
Pernyataan Ichsan ini, bertolak belakang dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sebelumnya, Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan jika mengungkap identitas orang terinfeksi virus novel corona (Covid-19) tidak bertentangan dengan hukum. Sebab, saat ini telah terjadi pandemi Covid-19 secara global.
Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengaku pihaknya sudah mempelajari dan mempertimbangkan kasus ini. “Untuk kemaslahatan dan kepentingan umum maka kami nyatakan membuka rahasia kedokteran dalam kondisi sekarang diperbolehkan dan tidak bertentangan dengan hukum positif peraturan perundang-undangan. Ini untuk kepentingan umum yang kondisinya sudah terjadi pandemi yang mengancam kesehatan masyarakat,” ujarnya saat konferensi pers sikap IDI dan organisasi profesi kesehatan menyikapi perkembangan hasil rapat dan arahan Ketua BNPB Selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Infeksi COVID-19, di kantor IDI.
Sekadar diketahui, jumlah warga Sulsel per Rabu ini, yang dinyatakan positif terjangkit virus corona bertambah 9, jadi total 13 orang. Dari 9 pasien tambahan itu, Ichsan menyampaikan sesuai dari rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bernomor identitas 773 sampai 781.
“Sembilan pasien tersebut saat ini dalam ruang isolasi, lima di rumah sakit Wahidin, satu orang di rumah sakit Unhas dan tiga di rumah sakit Siloam,” ungkapnya.
Untuk saat ini, lanjut Ichsan, pihaknya masih terus melakukan tracing terus menerus secara maksimal terkait 13 pasien positif Covid-19 di Sulsel.
(KHAIRUL ANAS)
