Beranda Headline News Surat Terbuka Untuk Sekjend PSSI

Surat Terbuka Untuk Sekjend PSSI

HERALDMAKASSAR.com – Pasca dibatalkannya laga final leg 2 antara PSM dan Persija, sejumlah pecinta PSM melampiaskan kekecewaannya melalui media sosial.

Salah satunya, yakni Sofyan Basri. Pecinta PSM ini bahkan menulis surat terbuka untuk Sekjend PSSI.

Berikut isi suratnya:

Halow, selamat malam buat Sekretaris Jenderal (Sekjend) PSSI, Ibu Ratu. Semoga sampai Jakarta dengan selamat yah. Oh iya, Mba Ratu, sekedar info saja bahwa kami di Makassar itu terbuka loh untuk dialog dalam kondisi apa pun, bahkan sebelum perang sekalipun. Maka pasca insiden yang tidak diinginkan bersama, para petinggi kami melakukan dialog dengan pihak Persija.

Itu dilakukan agar jadwal pelaksanaan leg ke dua final Piala Indonesia tetap digelar sesuai jadwal. Maka dari itu diturutilah permintaan soal pengamanan. Pihak Polda Sulsel, Gubernur, Polrestabes Makassar, dan Walikota bahu membahu untuk menjamin keamanan dan jalannya laga.

Tapi, rupanya Persija cengeng Mba Ratu. Saya terus terang kaget saja. Masa Macan Kemayoran bermental karoppo (kerupuk) na bilang orang Makassar. Segitu mudahnya jatuh mentalnya. Saya bingung Mba. Katanya tim juara tapi mentalnya sedemikian cemennya. Aneh kan Mba Ratu.

Dan sejurus kemudian, jadilah penundaan pertandingan dipastikan. Dan itu ditandatangani langsung oleh Mba Ratu. Why Mba Ratu? Kok segitu mudahnya memberikan tandatangan penundaan pertandingan. Terjun dululah langsung liat keadaan di stadion. Lagian, kalau memang mau ditunda, kok bukan sehari sebelumnya atau ketika insiden pelemparan itu terjadi. Why?

Saya secara pribadi, ketika penundaan dilakukan pada hari Sabtu kemarin, mungkin agak rela dan ikhlas Mba Ratu. Tapi penundaan yang datang sejam sebelum pertandingan itu mengecewakan. Bahkan mungkin menyakitkan bagi pendukung PSM Makassar dari berbagai daerah hanya untuk melihat pertandingan secara langsung.

Untuk urusan sepakbola, janganlah sok mengajari kami orang Makassar. Kami sampaikan bahwa klub tercinta kami PSM Makassar merupakan salah klub tertua di negeri ini. Persija saja Mba Ratu itu lahir tahun 1928, sedangkan PSM lahir 1915. Itu artinya, kami lebih dulu matang soal sepakbola daripada orang Ibu Kota dan Persija. Dan tentu kami tahu aturannya.

Oh iya Mba Ratu, bagi kami, alasan keamanan itu tidak rasional penundaan pertandingan. Karena dari Polda Sulsel hingga Polrestabes Makassar telah siap. Jadi Mba Ratu jangan main-main dengan alasan itu. Kami tentu tidak bodoh untuk dipermainkan dalam narasi receh seperti itu. Bagi kami, Persijalah yang tidak ingin pertandingan ini berlangsung di Makassar.

Persija takut kalah walau telah menang pada leg pertama di Jakarta. Persija hanya jago kandang bukan tandang. Dan Persija tidak ingin terusik dengan semangat para pemain ke13 PSM. Maka dari itu Persija berlindung pada ketiak PSSI dimana Mba Ratu sebagai Sekjend. Atau jangan-jangan ada hal lain dibalik layar Mba Ratu. Entahlah, kan sudah menjadi rahasia umum dalam internal PSSI yah Mba Ratu.

Jika jadwal pertandingan tunda nantinya tidak dilaksanakan di Makassar, saya secara pribadi ingin memberikan saja piala itu kepada Persija. Sebab itu tidak sesuai lagi dengan aturan kandang-tandang bukan. Ingat Mba Ratu, juara bagi kami orang Makassar itu bukan soal piala tapi juara bagi kami adalah kehormatan tetap menyala.

Dan terakhir Mba Ratu, Persija pernah menang WO 3-0 atas Persib dalam lanjutan Liga Indonesia yang digelar di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, tahun 2005 lalu. Tentu Mba Ratu masih ingat alasan kemenangan WO itu. Iya, karena Persib ketika itu menolak bertanding dengan alasan keselamatan terancam karena Jakmania membludak hingga menumpuk di pinggir lapangan. Semoga Anda ingat Mba Ratu. Eh hampir kelupaan, Mba Ratu kelahiran Jakarta yah. Ehao PSM. Salam cinta, aku mencintaimu.

Sofyan Basri
(Penonton Layar Kaca PSM)