HERALDMAKASSAR.COM – Pertemuan ulama kharismatik, Ustaz Abdul Somad (UAS) dengan calon presiden, H. Prabowo Subianto pada Kamis (11/4/2019) menuai perhatian publik.
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman turut angkat bicara mengenai hal tersebut.
Jajat menilai, pertemuan kedua tokoh nasional tersebut bukan pertemuan biasa. Ia menyebutkan ada sejumlah hal yang bisa jadi catatan dari pertemuan tersebut.
Pertama, Jajat menyebut UAS dapat dikatakan sebagai representasi para pemilih yang selama ini belum menentukan pilihan, akhirnya menjatuhkan pilihannya setelah betul-betul mendalami dan mencari tahu siapa yang terbaik di antara kedua calon.
Konsekuensi logis dari dukungan UAS kepada Prabowo yaitu semakin memperbesar jarak ketertinggalan Jokowi dari Prabowo karena rekaman pertemuan tersebut menegaskan dukungan UAS kepada Prabowo. Selain itu, tentu dukungan UAS semakin memperkuat soliditas kubu penantang.
Selanjutnya, Jajat menilai pertemuan UAS dan Prabowo berpotensi menurunkan jumlah golput. Mereka yang tadinya ragu untuk memilih atau mereka yang belum memutuskan pilihan akhirnya memutuskan ikut UAS.
“Ulama sekaliber UAS ini bukan tokoh biasa, kita ketahui beliau sangat jauh dari hirup pikuk politik nasional. Kami melihat gamblangnya UAS dalam memberikan dukungan pada Prabowo seolah memberikan petunjuk pada masyarakat yang ragu untuk memilih atau belum menentukan pilihan. Ada sebuah pesan dahsyat ke masyarakat sebagai respon situasi kebangsaan di tengah gejolak seperti sekarang ini,” terang Jajat, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jum’at (12/4/2019).
Perihal alasan UAS baru muncul sekarang, menurut Jajat, hal tersebut bisa dimaknai sebagai sebuah sinyal bahwa masyarakat harus siaga karena dalam beberapa waktu ke belakang terjadi semacam keresahan masyarakat soal banyaknya pihak yang mencoba menodai demokrasi dengan melakukan kecurangan.
Lebih jauh, Jajat menyebut, pertemuan ulama kharismatik tersebut adalah gelombang tsunami politik bagi capres petahana, Joko Widodo.
Terlebih, lanjut Jajat, dalam sejumlah riset survei beberapa pekan terakhir elektabilitas petahana sudah tergerus dibawah elektabilitas penantang.
“Dengan situasi seperti sekarang, bukan tidak mungkin elektabilitas Prabowo-Sandi semakin jauh meninggalkan pak Jokowi. Tapi apapun itu, kita semua berharap gelaran demokrasi tetap berlangsung sejuk, damai dan jujur demi kualitas demokrasi kita bersama,” tandasnya.