HERALDMAKASSAR.com, GOWA – Diskusi menjemput aspirasi bersama masyarakat Gowa diadakan sejumlah Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Partai Perindo di Sulawesi Selatan (Sulsel) bertempat di Mozaik Cafe, Jalan Andi Tonro, Minggu (13/1/2019).
Diskusi yang digagas Team 99 Partai Perindo besutan Jumrah Irawan yang juga merupakan Caleg Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gowa ini menghadirkan sejumlah pembicara, diantaranya Ketua DPW Partai Perindo Sulsel, Caleg DPR RI Partai Perindo Dr. Rahmasyah, dan Sekjend DPW Partai Perindo Sulsel Hilal Syahrim.
Berbicara terkait menjemput aspirasi, Rahmasyah mengawali pemaparannya menceritakan perjalanan karirnya mencalonkan diri menjadi anggota legislatif untuk keempat kalinya. Menurut dia, menjemput aspirasi dalam memposisikan diri sebagai Caleg adalah meyelaraskan apa yang diinginkan masyarakat.
“Kalau saya lengketkan untuk posisi saya sebagai caleg, ini adalah bagian dari menjemput suara masyarakat, saya ini kali keempat maju caleg, dimana selama ini saya berhasil membuktikan duduk dengan di DPRD Gowa dan di DPRD Provinsi (Sulsel),” katanya.
Selama ini maju sebagai Caleg, lanjut Rahmasyah, dia melakukan penelitian bahwa ada banyak Caleg yang maju berlatarbelakang tidak jelas, sehingga ketika menjabat tidak paham apa yang diinginkan masyarakat.
“Terlalu konyol, saya temukan ada banyak sekali anggota DPR yang kemudia terpilih itu ternyata memakai ijazah persamaan, ini apa adanya, jadi wajar kalau mereka tidak tahu mau berbuat apa di sana,” jelasnya.
Diapun mencontohkan, misalnya masyarakat di Gowa sana butuh irigasi, sementara anggota DPR yang mereka pilih tidak paham persoalan irigasi, ini kemudian dinilainya menjadi masalah utama.
“Kalau kita bicara menjemput aspirasi, kita harus melihat anggota DPRnya dulu, apakah dia mampu merealisasikan aspira ini atau tidak,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW Partai Perindo Sulawesi Selatan Sanusi Ramdhan menekankan pentingnya menjemput aspirasi dengan tujuan minimal ada yang bisa bertanggungjawab mewujudkan keinginan masyarakat.
Selain itu kata dia, sangat penting bagi semua masyarakat untuk sama-sama mewujudkan demokrasi yang bersih dengan politik gagasan.
“Mewujudkan demokrasi berkualitas sangatlah penting, ini bukan hanya tugas partai politik melainkan seluruh anak bangsa. Kita sudahi berpikir saya memilih dia dapat apa, tetapi memilih dia karena kita bisa menyandarkan harapan-harapan masyarakat,” ujar Caleg Dapil Sulsel 2 ini.
“Intinya adalah untuk menghapuskan penyakit balck campaign dan menghasilkan demokrasi berkualitas, kita caleg seharusnya mengajarkan masyarakat berpolitik gagasan,” tambah Caleg DPRD Dapil Sulsel 2 ini.
Menurutnya, tidak penting memperebutkan suara dengan cara-cara yang salah, karena itu adalah kedunguan berpikir seperti kata Rocky Gerung.
“Mari kita pilih caleg yang benar-benar mau hadir, mau menyapa warga, dan menjamin aspirasi warga terealisasikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Hilal Syahrim yang juga Caleg DPRD Sulsel daerah pemilihan III yang meliputi Kabupaten Gowa dan Takalar kemudian menjelaskan bahwa menjemput aspirasi di tahun 2019 adalah momen yang tepat untuk menentukan siapa wakil rakyat yang pantas dipilih.
“Banyak anggota DPR yang tidak mengetahui cara merealisakan aspirasi rakyat. Pemilu itu bukan soal duit, atau popularitas, tapi bicara agar bisa menghasilkan wakil rakyat yang benar-benar ingin mengabdi dan tahu apa yang harus dia lakukan untuk masyarakat,” paparnya.
Hilal mengaku sangat mengapresiasi forum diskusi ini. Dia berharap harusnya kelompok diskusi seperti ini harus ada di setiap desa untuk membangun semangat demokrasi yang positif, dan tidak terjerat dalam money politik.
“Yang kita inginkan, mereka yang terpilih (wakil rakyat) tidak hanya datang, duduk dan diam, kita mau anggota legislatif mampu menghasilkan produk undang-undang yang berkualitas,” tandasnya.(*)