Beranda Makassar Peringatan Hari Kebudayaan Digelar 29 April Mendatang, Beragam Pertunjukan Bakal ditampilkan Mulai...

Peringatan Hari Kebudayaan Digelar 29 April Mendatang, Beragam Pertunjukan Bakal ditampilkan Mulai Pagi-Malam

HERALDMAKASSAR – Peringatan hari kebudayaan ke-5 yang di peringati setiap 1 april seyogyanya dilaksanakan secara meriah seperti tahun tahun sebelumnya.

Hanya saja, karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan sehingga pemerintah kota makassar melalui Dinas kebudayaan mengundur jadwalnya diakhir April mendatang.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Herfida Attas mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Walikota Makassar untuk menyelenggarakan hari kebudayaan.

“Kami sudah konsultasi dengan bapak Walikota untuk penyelenggaraan Hari kebudayaan khususnya malam budaya akan di rangkaikan dengan Hari OTDA ke-27 di Anjungan pantai losari tanggal 29 April 2023,” ungkap Herfida.

Rangkaian peringatan hari kebudayaan nantinya beragam kegiatan akan ditampilkan mulai pukul 07.00 WITA pagi sekaligus upacara OTDA yang di awali dengan Karnaval Budaya dengan menampilkan 15 kostum karnaval.

Kegiatan tersebut mengangkat tema Wonderful Sulawesi Selatan. Bukan hanya itu, kata Herfida, setelah upacara selesai akan di suguhkan festival Tari Pakarena dengan 200 penari diatas perahu Katingting.

“Nanti pas penutupan acara festival makan coto yang di suguhkan kepada para tamu kepala daerah seluruh indonesia yang hadir di Upacara OTDA,” ujarnya.

Untuk acara Malam Budaya lokasinya masih di Anjungan Pantai Losari dengan menampilkan berbagai Atraksi seni budaya, penyerahan penghargaan kepada 5 maestro, penyerahan sertifikat cagar budaya yang telah ditetapkan.

“Penyerahan hadian lomba pada permainan engrang TK hingga SMP dimana lomba tersebut telah di laksanakan pada tanggal 19 Maret 2023,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penerapan Seni dan Budaya Disbud Kota Makassar, Irmayanti menyampaikan puncak Malam Budaya akan ditutup dengan pertunjukan “The Eyes Of Marege”.

Menurutnya, pertunjukan tersebut meceritakan tentang hubungan makassar dengan masyarakat asli australia yaitu suku Marege melalui jalur perdangangan Teripang.

“Ceritanya bukan hanya tentang perdagangan tapi juga tentang kehidupan dan percintaan para nelayan Makassar yang berlayar sampai ke Australia,” tutupnya.