HERALDMAKASSAR – Penguatan moderasi beragama menjadi salah satu indikator utama sebagai upaya membangun kebudayaan dan karakter bangsa.
Hal ini sejalan dengan tema yang diangkat
sekelompok aktivis Mahasiswa Makassar saat menggelar dialog kebangsaan, di Cafe Patajai Jl. Tamangapa raya, Kota Makassar, Rabu (8/3/2023).
Tema tersebut yakni moderasi beragama sebagai jalan untuk merajuk kebhinekaan dalam memperkuat antar ummat bergama menuju indonesia maju.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Wakil Sekretaris LPBH-NU Kota Makassar, Wahyudi Sahri, Ketua Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI) Sulsel Periode 2020-2022, Abd Malik.
Wahyudi Sabri mengatakan moderasi beragama adalah kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Moderasi mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal, keluarga dan masyarakat.
“Ibaratkan rumah yang tidak bisa berdiri dengan hanya 1 tiang, maka perlulah bahu-membahu untuk mengokohkan persatuan itu,” ucapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua IMDI Sulsel Periode 2020-2022, Abd Malik menjelaskan dalam konteks ke-Indonesiaan, moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia yang damai, toleran dan menghargai keragamaan.
“Seorang moderat atau toleran yaitu bukan orang yang perkataanya tidak berpendirian tetapi bijaksana dalam penyampaian dan pengambilan langkah,” jelasnya Abd Malik.
Ia menyebutkan moderadi beragama juga menjadi salah satu prioritas di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Kementerian Agama.
“Saya harap kedepannya kita dapat memposisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius, sehingga terjadi harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial,” harapnya. (*)