HERALDMAKASSAR.COM – Modul Nusantara dalam hal ini kelas kebhinekaan menjadi satu kegiatan khusus dalam kunjungan Mahasiswa Program Pertukaran Kampus Merdeka dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Univeristas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan
“Para Mahasiswa melakukan interaksi langsung tentang green House yaitu dengan Urban Farming Milenial yang digagas oleh Kementrian Pertanian di Makassar. Pengelola Urban Farming Makassar sangat menyambut kunjungan belajar kami dengan baik,” tutur Eka Mahasiswa Pertukaran asal Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
Akbar Poteng yang juga sekaligus pengelola Urban Farming Milenial menjelaskan bahwa konsep green House menjadikan Lab Edukasi bagi mahasiswa. Mahasiswa mendapatkan banyak ilmu tentang seperti apa urban farming. Mereka juga mempelajari tentang proses cara menyemai bibit sayuran yaitu mulai dari selada, bayam, pacoi dan kangkung.
Bukan hanya proses tanamnya melainkan sampai proses produksi dan nilai enterprenership yang dihasilkan. Selain itu tujuan kunjungan ini untuk mendorong dan menginspirasi mahasiswa untuk selalu ambil bagian demi kemajuan dunia pertanian, mereka juga bisa mengaplikasikannya ketika sudah berada dikampung halaman mereka, sambut Wildhan sebagai Dosen Modul Nusantara PMM-DN.
Mahasiwa PMM-DN berikan testimoni terkait Urban Farming Milenial
Saya, Richard Pardamean, mahasiswa Prodi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh, Aceh, mengucapkan terimakasih banyak telah diberikan kesempatan dan kepercayaan sebagai mahasiswa terpilih dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM DN) Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM) KEMENDIKBUDRISTEK yang ditempatkan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam kegiatan ini, saya beserta teman-teman pertukaran mahasiswa lainnya sangat berkesan mempelajari akan hal baru dan pengalaman baru ketika mengunjungi Urban and Milenial Hydrophonic Farming di Makassar. Ternyata lokasi ini merupakan program dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat lokal dan nasional.
Saya sangat setuju dan berterimakasih akan eksistensi dari Urban and Milenial Hydrophonic Farming di daerah Makassar ini, yang dapat menjadi sebagai berbagai media bermanfaat, seperti media research (penelitian), edukasi pembelajaran dini hingga berlanjut (kanak-kanak hingga dewasa), ekowisata, media laboratorium lapangan aktual, dan banyak manfaat lainnya. Disini, kami mengetahui bagaimana cara proses perencanaan, pelaksanaan, manajemen, pengawasan, bahkan pengembangan dari pertanian berbasis urban-milenial farming ini.
Disamping itu, benar nyatanya, program ini juga merupakan salah satu solusi inovatif pendukung untuk menyikapi Global Warming and Climate Change yang saat ini semakin marak kita rasakan akibat dampak alih fungsi lahan yang sembraut dari lahan hijau terjaga menjadi lahan produksi terbuka bebas yang dalam nyatanya sangat miris akan dampak buruk yang kurang ramah lingkungan. Sehingga, seluruh aspek kehidupan lainnya akan semakin terganggu dan terkendala sebab sektor lingkungan yang terganggu itu.
Oleh sebab itu, saya berharap program Urban and Milenial Hydrophonic Farming ini semakin direaliasikan dan dikembangkan lebih luas lagi, bukan hanya melalui lingkup media seperti ini, namun mulai lingkup se-pratama mungkin dari lingkungan rumah-rumah permukiman pribadi hingga ke wilayah nasional menyeluruh Indonesia.
Tatkala lupa juga, program ini juga merupakan program yang membutuhkan seluruh sektor bidang keilmuan dan pengalaman yang beragam, bukan hanya sektor agroekoteknologi-sosial pertanian, tetapi juga perekonomian, perikanan dan perairan, keteknikan, sosial-masyarakat, bahkan banyak lintas bidang keilmuan lainnya yang dapat membantu peningkatkan dan pengembangan esensial serta profit kesuksesan dari keberlangsungan program ini.
Diharapkan juga, para mahasiswa dan sivitas akademika dari lingkup bidang keilmuan apa saja ikut serta menyukseskan program tersebut bahkan merealisasikannya juga lebih luas ke lingkup wilayahnya masing masing lainnya, agar terintegrasi bersama sama juga dalam hal pencapaian dari 17 Sustainable Developement Goals (SDGs) demi menuju Sustainable and Green Living Planet.