JAKARTA – Direktur Pengembangan SDM dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ricky Fauzy meminta pelaksanaan Hari Kebudayaan ke-3 Kota Makassar yang akan diperingati 1 April mendatang, tak sekedar seremoni. Ia meminta, acara tahunan itu menambah nilai jual Makassar di tingkat nasional maupun internasional.
Selain itu, even Hari Kebudayaan harus memiliki efek bagi perekonomian lokal, khususunya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Apalagi di masa sekarang yang terkena imbas pandemi cobid-19.
“Selama ini, Makassar dikenal sebagai gudangnya industri kreatif, inilah momen yang tepat untuk mengangkat kembali industri kreatif di Makassar. Selain itu, destinasi wisata juga dikembangkan, sehingga Makassar dilirik wisatawan mancanegara,” ujar Ricky saat berdiskusi terbatas dengan Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar Herfida Attas.
Herfida beserta beberapa pejabat struktural di Dinas Kebudayaan berkunjung ke Jakarta dalam rangka mempromosikan Hari Kebudayaan Kota Makassar sebagai satu satunya kota yg mempunyai Hari Kebudayaan di Indonesia.
Ia menemui pejabat di dua Kementerian yang membawahi kebudayan dan dan pariwisata di Jakarta, Senin (23/3). Yakni Kemenparekraf, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di Kemendikbud, Herfida dan rombongan menemui Yayuk Sri Budi Rahayu, Kepala Pokja Diplomasi Budaya Direktorat pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan.
Soal Hari Kebudayaan, Kemenparekraf mengaku tetap mensupport acara ini. Meskipun ia menyarakan, agar ke depannya tetap disempurnakan sehingga Hari Kebudayaan tidak sekedar simbol tapi lebih pada pemahaman aspek budaya.
“Setiap acara yang diselenggarakan pemerintah daerah, Kemenparekraf selalu mensupport, sepanjang itu memiliki nilai lebih pada masyarakat, khususnya sektor UMKM,” ujar Ricky.
(***)