HERALDMAKASSAR.COM – Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Sulawesi Selatan mendesak pemerintah untuk turun tangan menstabilkan harga komoditas kedelai di kalangan petani.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Bidang Sumberdaya Pertanian, Syahruni Aryanti beberapa saat lalu di Makassar. Menurutnya, stabilisasi harga dibutuhkan untuk menjaga semangat petani menanam kedelai.
“Bila harga rendah terus, petani akan malas menanam kedelai. Ini akan berdampak pada ketahanan pangan kita, terutama ketersediaan bahan angan kedelai.” Terang Syahruni.
“Panen melimpah, tapi harga langsung di petani masih di bawah Rp6.0000,- per kilo. Ini sebetulnya sudah melanggar Permendag Nomor 7 Tahun 2020 yang menjadi acuan pembelian kedelai lokal di petani dengan harga Rp8.500,- per kilo.” Lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris DPP Pemuda Tani HKTI Sulsel yang juga pelaku usaha tani kedelai di Kabupaten Takalar berharap agar minimal harga beli bisa naik di kisaran Rp7.000,- per kilo. Menurutnya, meskipun belum sesuai Permendag, minimal harga segitu sudah bisa membuat petani kedelai sedikit lega.
Seperti Syahruni, Baihaqi juga mengkhawatirkan semangat petani menanam kedelai bila tak ada perbaikan harga. Sebab harga jual komoditas palawija lain lebih stabil dan menjanjikan.
“Petani mengeluh dan mulai menimbang-nimbang untuk beralih ke komoditas palawija lain seperti jagung bila harga tak berubah. Ini ancaman bagi ketersediaan stok pangan kita, terutama kedelai.” Pungkasnya.