HERALDMAKASSAR.COM – Mantan Calon Legislatif (Caleg) PKB, H Dimas Adiputra, siap habis-habisan memenangkan pasangan calon nomor urut 3 di Pilwalkot Makassar, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN). Langkah Dimas, selain karena memang suka dengan karakter dan program DILAN, juga dimaksudkan untuk melanjutkan perjuangan sang ayah.
Dimas merupakan putra almrahum Aris Muhammadia, Ketua PKB Makassar sekaligus mantan Wakil Bupati Soppeng. Aris meninggal dunia pada medio Agustus, yang artinya almarhum kala itu disibukkan dengan kegiatan konsolidasi untuk pemenangan pasangan doktor dan dokter ini.
“Satu dari sekian banyak alasan dan pertimbangan saya berada dalam barisan pemenangan DILAN, itu karena saya ingin melanjutkan perjuangan almarhum bapak (Aris Muhammadia). Almarhum semasa hidup diberi amanah memenangkan DILAN dan itulah yang juga akam saya perjuangkan,” ujar Dimas, Senin (16/11).
Lebih lanjut, Dimas mengaku suka DILAN karena karakter kepemimpinan dan latar belakang Bakal paslon ini yang tidak perlu diragukan. DILAN merupakan sosok religius yang menjadi representasi dua organisasi besar Islam yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Karakter Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal, dan Dokter Pade-panggilan karib Fadli Ananda, di mata Dimas merupakan sosok pemimpin sombere’ dan bersih. Mereka diyakini mampu menciptakan pemerintahan efektif karena merupakan tipikal figur yang memimpin dengan hati.
“Hanya orang yang mampu memimpin dengan hati yang bisa menciptakan pemerintahan efektif dan damai. Hal tersebut tidak lepas karena karakter sombere’ dan itu hanya ada pada Dilan,” ucap Amin.
Sudah saatnya Makassar kembali berjaya, seperti di era kepemimpinan Daeng Patompo dan Ilham Arief Sirajuddin. Untuk itu, ia menyebut dibutuhkan pemimpin sombere’ seperti DILAN. Bukan pemimpin yang merusak tatanan masyarakat dan mengkotak-kotakkan warganya sendiri.
Kata Dimas, Makassar tidaklah membutuhkan pemimpin yang terlampau percaya diri dan menganggap dirinya sangat cerdas. Hal itu membuat pemimpin itu lupa dengan jasa orang yang membesarkannya dan kurang tahu mappakatabe yang menjadi ciri khas warga Bugis-Makassar.
“Jangan sampai kita dipimpin oleh figur yang malah mengobrak-abrik dan merusak tatanan pemerintahan, termasuk sistem karir ASN. Kita juga tidak mau dipimpin oleh figur yang bisanya hanya mengkotak-kotakkan masyarakt dan ormas,” tutupnya.
DILAN sendiri sudah mempersiapkan sejumlah program di bidang keagamaan yang tertuang dalam program Makassar Bahagia, Beradab dan Religius (Mabaji). Di antaranya menggelar lomba dan penghargaan sebagai upaya memakmurkan tempat-tempat ibadah. Selain itu, Dilan juga mencanangkan Gerakan Peduli Umat (Masagena Na Malabo). (*)