Beranda Politik Rahman Bando Ungkap Fakta Kegagalan Danny-Ical saat Pimpin Makassar

Rahman Bando Ungkap Fakta Kegagalan Danny-Ical saat Pimpin Makassar

HERALDMAKASSAR.com – Calon Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2, Abdul Rahman Bando mengungkapkan banyak kegagalan dari pemerintahan Moh Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal MI (Danny-Ical) saat memimpin Kota Makassar periode 2013-2018.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pemerintahan Danny-Ical, Rahman Bando menilai kepemimpinan keduanya gagal merealisasikan banyak program yang hanya menjadi jualan di mulut saja.

“Pak Danny dan Pak Ical gagal. Ini merupakan satu kesatuan. Terlalu banyak komitmen yang tidak bisa dijalankan. Misalnya, bagaimana komitmen mereka dengan persoalan persampahan, kan gagal. Dimana semua itu gendang dua, mobil tangkasa ki, TPA bintang lima. Adakah semua itu? Jangan bilang ini pencemaran nama baik. Karena kita cuman mengungkapkan fakta,” kata Rahman Bando kepada awak media, Senin (19/10/2020) malam.

Lanjut pensiunan Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar itu, ada banyak lagi kegagalan pemerintahan Danny-Ical, antara lain Pete-Pete Smart, Apartemen Lorong, program sampah ditukar beras.

“Ini fakta, itu semua tidak ada. Jangan dibilang fitnah atau pencemaran nama baik. Karena kita hanya ingin mencerdaskan masyarakat memilih pemimpin di Pilwalkot Makassar tahun 2020,” tegasnya.

Untuk itu, Rahman Bando yang maju di Pilwalkot Makassar tahun 2020 ini bersama Calon Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menginginkan masyarakat cerdas dalam memperoleh informasi dari kandidat yang ada. Meminta masyakarat agar tidak dibohongi dengan informasi yang tidak transparan.

“Kita tidak boleh dinina-bobokan atau dibohongi dengan berbagai orasi-orasi di lapangan. Tetapi, harus dengan data-data yang ril, berdasarkan statistik,” imbuhnya.

Selain itu, Rahman Bando juga mengutuk segala bentuk tindakan kampanye yang melanggar aturan pemilu, seperti bagi-bagi beras kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya.

“Saya berharap kita bermain politik demokrasi yang baik, yang santun, mengahargai budaya sipakatau, sipakainga, sipakalebbi. Mari kita bertanding dengan fair. Tidak perlu dengan cara yang kotor. Makanya kita (Appi-Rahman) tidak mendukung cara-cara bagi beras. Memang rakyat butuh pangan. Tapi jangan dengan politik baru mau berbagi seperti itu,” tandasnya.