HERALDMAKASSAR.com – Kandidat Wali Kota Makassar nomor urut 1, Moh Ramdhan Pomanto telah memenuhi panggilan Polrestabes Makassar, pada Senin (19/10/2020).
Danny Pomanto sapaan-akrab pasangan Fatmawati Rusdi di Pilkada Makassar menjalani pemeriksaan polisi atas dugaan pelanggaran politik uang yang dilimpahkan Bawaslu ke Polrestabes Makassar beberapa hari lalu.
Proses pemeriksaan mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 tidak datang sendiri. Danny Pomanto dikawal oleh ratusan massa dan relawan dari pasangan “ADAMA” itu.
Hanya saja, ratusan massa tersebut terlihat banyak tidak menerapkan protokol kesehatan disaat pandemi Covid-19 masih berlangsung, seperti banyak tidak mengenakan masker dan menjaga jarak.
Padahal, pemerintah maupun satuan tugas Covid-19 seringkali mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuat kerumunan massa hingga ratusan orang.
Menanggapi itu, anggota DPRD Makassar, Rachmat Taqwa Quraisy sangat menyayangkan ratusan massa pendukung paslon Danny-Fatma yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Saya berbicara sebagai anggota dewan komisi A DPRD Makassar, artinya saya menyayangkan pendukung paslon yang turun ke jalan tanpa memperhatikan protokol kesehatan, kita hari ini masih berjuang pemulihan Covid tapi kok ada hal seperti itu,” ujar Rachmat melalui sambungan telepon.
Menurutnya, proses hukum yang dijalin oleh Danny Pomanto atas dugaan pelanggaran politik uang, harus mengikuti sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku. Seolah-olah, kata Legislator dari Fraksi PPP itu, massa pendukung terkesan ingin menekan pihak kepolisan dan Bawaslu.
“Mestinya, kalau memang calonnya menganggap bahwa memang tidak salah ikuti saja prosesnya, seolah-olah ada pengerahan massa menekan kepolisian, seolah-olah Bawaslu itu dianggap tidak netral, biarkan berproses kita ini negara hukum,” tegas Rachmat.
Tak hanya itu, yang sangat disesalkan Rachmat karena massa tersebut mengakibatkan kemacetan di depan Polrestabes Makassar.
“Apalagi hari ini Senin tentunya hari weekday semua masyarakat itu bekerja karena ada permasalahan seperti ini jangan membuat jalanan itu macet. Saya rasa teman-teman di kepolisian dan Bawaslu itu pasti netral, pasti punya integritas menyelesaikan permasalahan itu. Ini bukan lagi jaman premanisme,” pungkasnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Juru bicara pasangan ADAMA, Indira Mulyasari mengatakan ratusan massa yang datang mengawal proses pemeriksaan Danny Pomanto bukan atas permintaan pihaknya.
“Sebenarnya bukan pengerahan massa, memang kalau kita lihat di Pilkada 2018 seperti itulah relawan pak Danny yang memang mereka militan, dan kasus seperti ini pernah dirasakan di tahun 2018 kemarin juga,” kata Indira melalui sambungan telepon.
Menurut Indira, tim dan relawan Danny-Fatma memang sejak awal militan dan tak bisa terbendung dalam mendukung dan memenangkan ADAMA di Pilkada Makassar.
“Tapi ini tidak ada sama sekali permintaan baik dari pak Danny maupun ibu Fatma untuk turun, tidak bisa kita bendung juga karena intinya bahwa mereka ini memang relawan militan yang sudah dari awal. Mereka intinya tidak mau melihat pak Danny berjalan sendiri,” ujarnya.