HERALDMAKASSAR.com – Barisan pemenangan Syamsu Rizal-Fadli Ananda pada Pilwalkot Makassar 2020 semakin bertambah. Kali ini giliran masyarakat di wilayah Nipa-nipa, Kecamatan Manggala, yang mendeklarasikan dukungan untuk paket dengan akronim Dilan.
Tidak sekadar menyampaikan dukungan, komitmen memenangkan Dilan dibuktikan dengan membangun Posko Sombere’na Makassar. Sombere’na Makassar dikenal sebagai jargon Bakal Calon Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal alias Deng Ical.
Posko Sombere’na Makassar terletak di sekitar Jembatan Nipa-nipa. Semalam, tepatnya Sabtu (25/7/2020), posko pemenangan Dilan ini kedatangan tamu spesial yakni mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Masyarakat pun berbondong-bondong datang.
Tua dan muda menyatu di Posko Sombere’na Makassar. Mereka berdiskusi santai dengan IAS. Berbagai aspirasi dan harapan disampaikan. Tidak sedikit yang bernostalgia dengan kejayaan Makassar selama 10 tahun dipimpin IAS. Mereka rindu suasana seperti itu.
Demi mengembalikan kejayaan Makassar itu, orang tua dan pemuda di Nipa-nipa solid berkolobarasi menjadi motor pemenangan Dilan di wilayahnya. Mereka yakin dengan dukungan IAS, Dilan akan sukses membangun Makassar. Sebelum IAS pulang, mereka pun berfoto di posko tersebut.
Tokoh masyarakat Nipa-nipa, Zainal Mustafa, menyampaikan dukungan masyarakat Nipa-nipa untuk Dilan tidak lepas lantaran adanya sosok IAS. Ia juga melihat banyaknya kesamaan antara Deng Ical dan IAS. Keduanya merupakan pemimpin sombere dan tidak membeda-bedakan orang, mau miskin atau kaya.
“Kita butuh pemimpin untuk semua, bukan untuk golongan atau kalangan tertentu. Ya Makassar butuh pemimpin sombere,” ucap Zainal.
Ia optimistis Dilan mampu mewujudkan Makassar yang lebih baik. Toh, pasangan doktor dan dokter ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan kandidat lain. Dari sisi pengalaman, Deng Ical dinilainya paling komplet karena punya pengalaman sebagai eksekutif maupun legislatif.
Kehadiran Dokter Fadli pun semakin melengkapi Deng Ical karena mewakili suara kalangan milenial. Tidak heran, jika pasangan yang juga disebut representasi Muhammadiyah-Nahdlatul Ulama ini diyakini mampu membangun Makassar dengan merangkul seluruh elemen di Makassar yang dikenal multikultur. (*)