Beranda Politik PKS Mau Diserobot, Dilan Coba Dijegal Maju Pilwalkot Makassar

PKS Mau Diserobot, Dilan Coba Dijegal Maju Pilwalkot Makassar

Deng Ical-Fadli Ananda

HERALDMAKASSAR.com – Menjelang Pilwalkot Makassar 2020, kandidat yang siap bertarung semakin mengerucut ke sejumlah figur. Seiring itu, suhu politik kian memanas, dimana ada upaya menjegal kandidat yang punya peluang besar memenangkan pesta demokrasi. Salah satu cara yang ditempuh adalah ‘membegal’ parpol pendukung kandidat tersebut.

Pasangan calon Syamsu Rizal-Fadli Ananda merupakan salah satu kandidat yang terus diterpa isu ‘begal’ parpol. Satu dari tiga parpol pendukung paket dengan akronim Dilan ini disebut akan mengalihkan dukungan ke calon lain. Adalah PKS yang dikabarkan ‘dibegal’ oleh kandidat lain yakni Irman Yasin Limpo alias None.

Tokoh pemuda, Dr Tri Sulkarnain Ahmad, menyampaikan perburuan parpol pendukung dalam pilkada merupakan hal yang lumrah. Hanya saja, menarik dicermati bila ada kandidat yang coba terus digerogoti parpol pendukungnya. Hal itu berarti kandidat tersebut dianggap sebagai ancaman besar.

Menurut Tri, sangat memungkinkan pihak yang coba ‘membegal’ parpol pendukung itu menginginkan rivalnya tidak masuk gelanggang pertarungan Pilwalkot Makassar 2020. Hal tersebut karena sadar kekuatan sang lawan yang mumpuni dan sulit dikalahkan sehingga mesti menjegalnya sedari awal.

“Sebenarnya hal lumrah berburu dukungan parpol dalam pilkada. Tapi menarik dicermati kalau kandidat itu terus diserang dan digerogoti parpol pendukungnya. Itu artinya ada upaya mengagalkan kandidat tersebut,” ucap Tri, Minggu (26/7/2020).

“Di Pilwalkot Makassar 2020, isu parpol pendukung Dilan ‘dibegal’ terus berembus dan ini menarik untuk dicermati. Kenapa kira-kira Dilan mau digagalkan? Ya pertama kalau dianalisa pastinya karena dianggap ancaman dan yang merasa terancam itu tentu saja coba menggagalkan Dilan ke KPU,” sambung Tri menjelaskan.

Lebih jauh, ia menjelaskan isu ‘begal’ parpol ini juga bisa berimplikasi terhadap kepercayaan publik, baik kepada kandidat maupun parpol. Kandidat yang merebut dukungan bisa saja dicap ambisius oleh publik. Sedangkan, parpol yang mengalihkan dukungan akan dicap berkhianat dan tidak punya komitmen.

Isu pengalihan dukungan PKS dari Deng Ical ke None sampai saat ini masih sebatas isapan jempol belaka. Toh, elite PKS mulai dari level pusat hingga kota menegaskan berpegang pada komitmen awal, dimana PKS sudah memberikan surat tugas kepada Deng Ical. Ketua DPP PKS Mardani Ali bahkan sudah mengklarifikasi bahwa berita dukungan DPP PKS ke None tidaklah benar. (*)