HERALDMAKASSAR.COM – Kadis Pendidikan Kota Makassar, Dr. Abdul Rahman Bando (ARB) telah menerima pinangan Calon Walikota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi) untuk menjadi wakilnya di Pilwakot Makassar 2021 mendatang.
Dilihat dari kapasistasnya sebagai birokrat senior dan ide-ide inovatifnya bagi pembangunan Kota Makassar, ARB sepatutnya cocok maju sebagai calon walikota, bukan wakil. Lalu apa alasan sehingga ia menerima pinangan menjadi wakil Appi?
“Kita harus mengukur diri, bukan mengukur semangat. Setiap level kepemimpinan ada ukurannya. Saya sadar level saya masih level wakil, bukan level walikota,” kata ARB dalam diskusi yang digelar Komunitas Wartawan Politik Sulsel di Café Res_Publica, Jl. Pettarani, Makassar, Minggu (5/4).
ARB sadar jika kemampuan birokrasi yang cemerlang semata, belum cukup untuk menetapkan diri maju sebagai calon walikota. Menurutnya masih banyak kemampuan-kemampuan lain yang perlu dia pelajari terlebih dahulu dari sosok Appi sebagai walikota selama dua periode ke depan.
“Ide-ide yang kita miliki mungkin dari perfektif orang lain kapasistasnya sudah pada level walikota. Tapi saya paham, bahwa Pak Appi memiliki kelebihan-kelebihan yang lebih dari cukup untuk menjadi walikota yang amanah. Dan saya juga tahu ada kekurangan pada sisi manajerial birokrasi yang bisa dilengkapi oleh saya sebagai wakilnya,” imbuh ARB.
Diskusi bertema “Kota Makassar Dimata Dr. Abdul Rahman Bando” ini, turut menghadirkan beberapa pakar sebagai panelis. Diantaranya Prof Dr Muhammad Asdar dari Universitas Hasanuddin dan Dr. Alam Tauhid Syukur dari Politeknik STIA LAN Makassar.
Kedua pakar ini menilai sosok ARB mampu membawa roda Pemerintahan Kota Makassar jauh lebih baik. Ide-ide inovatif dan solutif yang ditawarkan ARB mampu menjawab semua masalah yang dihadapi warga Kota Makassar hari ini.
“Beliau adalah pemimpin birokrasi (kepala Dinas) yang pekerja keras dan bukan saja bekerja dibelakang meja tetapi seringkali turun ke lapangan. Beliau seorang pemimpin birokrasi yang kreatif dan inovatif yang penuh dengan ide dan gagasan untuk melahirkan terobosan atas permasalahan yang dihadapi. Seorang pemimpin tranformatif,” kata Alam, pakar kebijakan publik.
Sejak awal karir sebagai PNS, lanjutnya, ARB adalah pegawai fungsional penyuluh yang setiap saat ada di lapangan. Dan masyarakat Makassar dengan segala kompleksitas permasalahannya membutuhkan sosok ARB yang pekerja keras dan inovatif.
“Kekuatan pemerintahan saat ini ada pada pemimpinnya (pemimpin politik dan pemimpin birokrasi) terutama dalam hal pengambilan keputusan strategis dan teknis operasional berdasarkan pada kebutuhan dan tuntutan rakyat yakni tuntutan pembangunan dan pelayanan publik. Implementasi kebijakan yang baik hanya bisa diwujudkan apabila pemimpin memiliki kemampuan pekerja keras dan inovatif untuk mengakselerasi proses manajemen program dan kegiatan yang akan dilaksanakan,” imbuh Alam. (*)